Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas! AS di Tangan Joe Biden Mirip Tahun 1861 dan 1933, Ini Penjelasan Sejarawan

        Awas! AS di Tangan Joe Biden Mirip Tahun 1861 dan 1933, Ini Penjelasan Sejarawan Kredit Foto: SOPA Images/REX/Shutterstock/Michael Brochstein
        Warta Ekonomi, Washington -

        Joe Biden akan menjalani pelantikan sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1/2021) di tengah beragam tantangan. Mulai dari pandemi Covid-19, krisis ekonomi yang tak berujung serta warga yang terpecah.

        Berbagai peristiwa itu menja­di salah satu awal yang rumit bagi Biden. Pakar Sejarah Kepresi­denan dari Universitas Virginia, Barbara Perry mengemukakan, janji Biden untuk menjadi presi­den bagi semua warga Amerika adalah permulaan. Namun ia mengingatkan, hal utama bagi Biden adalah dapat mengajak warga Negeri Paman Sam itu melupakan Donald Trump.

        Baca Juga: Pamor Orang Ini Melejit Seketika Jelang Pelantikan Joe Biden, Nasibnya Mujur!

        “Biden mungkin menghadapi kombinasi 1861 dan 1933. Saat itu (1861), (Abraham) Lincoln menghadapi pemisahan negara dari Union dan perang saudara yang kemudian meletus. Sedangkan Franklin Roosevelt menghadapi keterpurukan ekonomi dan depresi di seluruh dunia (pada 1933),” kata Perry.

        Dengan ketegangan dan per­pecahan yang mendekati paling tinggi sepanjang masa, sejarawan itu berpandangan, Biden perlu menghidupkan kembali reputa­sinya di Senat sebagai pembuat kesepakatan dan bergerak cepat.

        Hal senada disampaikan Karen Hult, pakar Politik dari Virginia Tech, yang juga anggota White House Transition Project yang non partisan. “Ini momen melelahkan, dan jelas belum pernah terjadi,” katanya.

        Tingkat ancaman yang di­laporkan di Washington DC dan seluruh negara ini, lanjut Hult, menjadi keprihatinan besar. Sebab, ada kekhawatiran rakyat yang tidak hanya menolak hasil pemilu, tapi juga tidak mengakui pemerintah sebagai entitas yang seharusnya dapat mereka hor­mati. Semua itu dia nilai sangat menyulitkan bagi seorang presi­den yang baru menjabat.

        Menambah kesulitan itu, Senat akan menggelar sidang pemakzulan kedua terhadap Trump segera setelah Biden menjabat. Senat juga harus menggelar sidang pengukuhan terhadap banyak orang yang dicalonkan Biden menjadi anggota kabinet.

        Biden menyadari, langkahnya sebagai orang nomor satu AS tidak akan mudah. Untuk itu, suami Jill Biden itu sudah bersiap sejak berbu­lan-bulan untuk mengatasi masalah dalam negeri negara adidaya itu.

        Ada soal penanganan pandemi Covid-19 yang menewaskan 4 ribu warga Amerika sehari, dan krisis ekonomi yang menyebabkan jutaan orang di-PHK, demo bersenjata di Gedung Capitol. Yang semua itu menjadi sorotan, bagaimana Biden dapat mulai menyatukan AS yang sangat terpecah.

        Pesan Melania

        Menjelang pelantikan Biden, meski Trump masih tidak bisa legowo atas kekalahannya, Ibu Negara Melania Trump menyampaikan pesan perpisahannya kepada rakyat melalui sebuah video di Twitter. Dalam pesannya, ia merasa terhormat bisa melayani warga AS.

        “Rekan-rekan Amerika saya, merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya melayani seba­gai ibu negara Amerika Serikat. Saya telah terinspirasi oleh orang Amerika yang luar biasa di selu­ruh negara kita,” katanya, dikutip dari Aljazeera, kemarin.

        Melania juga berterima kasih kepada anggota militer dan penegak hukum. Namun ia tidak membahas kerusuhan di Capitol Hill, gedung parlemen AS, pada 6 Januari lalu yang dilakukan pen­dukung suaminya. Mantan model itu hanya mengungkapkan kekece­waaanya dan berkecil hati terhadap segala tindak kekerasan. Insiden itu menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas polisi Capitol.

        Dalam videonya itu, Melania mengajak warga AS untuk tetap bersemangat menjalankan aktivitas. Ia juga mengingatkan, kekerasan tidak pernah menjadi jawaban dan tidak akan pernah bisa dibenarkan.

        Melania juga menyinggung pandemi virus Corona yang melonjak di Amerika Serikat, di mana lebih dari 24 juta kasus dan 398 ribu kematian telah dikonfirmasi.

        “Saya berterima kasih kepada se­mua perawat, dokter, profesional perawatan kesehatan, pekerja pabrik, supir truk, dan banyak lainnya yang bekerja demi me­nyelamatkan nyawa,” katanya.

        “Saya berduka untuk keluarga yang kehilangan orang yang di­cintai karena pandemi. Setiap ke­hidupan itu berharga,” ucap dia.

        Ibu negara juga memuji ini­siatif “Be Best”, yang berfokus pada isu anak-anak, terutama kesehatan, keamanan online, dan penyalahgunaan opium.

        “Jangan melupakan integritas dan nilai-nilai anda. Ada setiap kesempatan untuk menunjukkan perhatian pada orang lain, dan membangun kebiasaan baik ke dalam kehidupan sehari-hari kita dalam segala situasi,” tuturnya.

        Melania diberitakan akan men­jadi Ibu Negara pertama di era modern, yang tidak menyambut Ibu Negara yang baru, Jill Biden, untuk tur ke tempat tinggal pribadi di Gedung Putih. Hal ini dilakukan pula oleh suaminya, yang menolak menghadiri pelantikan Joe Biden.

        Namun sepertinya itu bukan masalah besar bagi Biden. Sebab pelantikannya akan bertabur bin­tang. Komite Pelantikan Presiden (Presidential Inauguration Com­mittee/PIC) mengumumkan, pelan­tikan Biden-Harris akan dihadiri para artis mulai dari Lady Gaga, Jennifer Lopez, hingga Jon Bon Jovi.

        “Mereka termasuk di antara bintang-bintang yang akan tampil selama perayaan pelantikan Joe Biden,” bunyi pengumuman dari PIC, seperti dikutip dari USA To­day, kemarin.

        Entertainer lainnnya yang sudah diumumkan akan tampil adalah Tom Hanks, Eva Longo­ria, Kerry Washington, Garth Brooks, Justin Timberlake, Demi Lovato, Ant Clemons, Bruce Springsteen, dan Foo Fighters.

        Menurut The New York Times dan Deadline, Tom Hanks akan menjadi pembawa acara dalam pelantikan Biden. Eva Longo­ria dan Kerry Washington juga bakal terlibat. Sementara Lady Gaga bakal menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat “The Star-Spangled Banner.” Gaga sebe­lumnya juga berpengalaman saat ia menyanyikan lagu itu untuk pembu­kaan Super Bowl 50 pada 2016.

        Pelantikan Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 bakal dilakukan siang hari Rabu, 20 Janu­ari 2021 waktu setempat. Sebagian besar acara pelantikan akan dilaku­kan secara virtual, karena pandemi Covid-19 dan ancaman keamanan setelah massa pro Trump menero­bos Gedung Capitol pekan lalu.

        PIC akan menayangkan siaran khusus selama 90 menit berjudul ‘Celebrating America’ yang akan mengudara pada malam pelantikan. Acara ini menampilkan sambutan Biden dan Wakil Presiden terpilih, Kamala Harris, serta penghormatan kepada para korban dan pejuang penanganan Covid-19.

        Acara pelantikan Joe Biden akan disiarkan langsung pada jam 20:30 waktu setempat di ABC, CBS, CNN, NBC dan MSNBC. Selain itu, juga akan disiarkan langsung di saluran media sosial PIC: YouTube, Face­book, Twitter dan Twitch; dan akan tersedia di Amazon Prime Video, Microsoft Bing, NewsNOW dari Fox, AT&T DirecTV dan U-verse.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: