Pidato Perpisahan Donald Trump: Selamat Tinggal, tapi Kami Akan Kembali Lagi!
Donald Trump berjanji akan kembali lagi dalam wujud apapun, setelah meninggalkan Gedung Putih untuk terakhir kalinya sebagai presiden Amerika Serikat.
Trump mengatakan, kepada para pendukungnya merupakan kehormatan besar menjadi presiden bagi warga Amerika Serikat. Dia adalah presiden pertama yang menolak menghadiri pelantikan penggantinya sejak 1869.
Baca Juga: Pidato Pengukuhan Presiden AS, Joe Biden Langsung Ngegas Serang Donald Trump
Diketahui, Joe Biden mengambil sumpah jabatan pada siang hari di Washington, di tengah keamanan yang ketat. Sekitar 25.000 tentara menjaga upacara pelantikan setelah kerusuhan mematikan oleh pendukung pro-Trump di Gedung Capitol awal bulan ini.
Apa yang dikatakan Trump?
Trump menyampaikan pidato terakhirnya sebagai presiden di Pangkalan Militer Andrews di Maryland, setelah terbang ke sana dari Gedung Putih bersama mantan ibu negara, Melania Trump.
Dalam pidatonya, yang biasanya tidak berdasarkan naskah, dia menyoroti pencapaiannya yang luar biasa, menyebut sejumlah hal seperti penciptaan lapangan kerja, pembentukan "Pasukan Luar Angkasa", kebijakan untuk para veteran dan perpajakan, serta pengembangan cepat vaksin Covid.
Dia mendesak orang-orang untuk "sangat, sangat berhati-hati" menghadapi pandemi yang "mengerikan" dan menghormati mereka yang telah terinfeksi penyakit itu.
"Merupakan kehormatan besar dan keistimewaan bagi saya untuk menjadi presiden Anda. Saya akan selalu berjuang untuk Anda. Saya akan memantau. Saya akan mendengarkan," kata Trump.
"Saya berharap pemerintahan baru beruntung dan mengalami kesuksesan besar. Saya pikir mereka akan sukses besar. Mereka memiliki dasar untuk melakukan sesuatu yang sangat spektakuler," sambungnya.
Namun, sama seperti video perpisahannya pada hari Selasa, dia tidak menyebut nama Biden. Trump menambahkan: "Selamat tinggal. Kami mencintaimu. Kami akan kembali lagi dalam wujud apa pun. Semoga kehidupanmu baik. Kami akan segera bertemu denganmu," tuturnya.
Dia juga memberi penghormatan kepada Wakil Presiden Mike Pence, yang tidak berada di Pangkalan Militer Andrews, karena memilih untuk menghadiri upacara pelantikan.
Trump menjadi presiden pertama yang tidak menghadiri pelantikan penggantinya sejak Andrew Johnson menolak menghadiri pelantikan Ulysses S Grant pada tahun 1869.
Dia terbang untuk memulai kehidupan pasca-presiden di klub golf Mar-a-Lago di Palm Beach.
Di jam-jam terakhirnya, Trump memberikan grasi kepada lebih dari 140 orang, termasuk mantan penasihatnya Steve Bannon, yang menghadapi tuduhan penipuan.
"Kami telah melakukan sebagaimana yang harus kami lakukan," tutupnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menyampaikan pidato perpisahannya sebelum meninggalkan Gedung Putih, dengan mengatakan, "Kami telah melakukan sebagaimana yang harus kami lakukan saat menjabat - dan ada banyak lagi."
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, dia berkata bahwa dia menjalani "pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit. Karena itulah yang Anda ingin saya lakukan ketika memilih saya," kata Trump.
Dua minggu terakhir masa jabatan Trump didominasi oleh dampak dari kerusuhan mematikan di Capitol Hill, ketika massa pendukungnya menyerbu Kongres, berusaha untuk membatalkan hasil pemilu.
"Kekerasan terkait politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi," kata Trump dalam videonya. Ia tidak menyebut nama Biden dalam video itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: