Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mantap Om! Deddy Corbuzier Tegaskan Sekolah Gak Penting, Ini yang Lebih Penting!

        Mantap Om! Deddy Corbuzier Tegaskan Sekolah Gak Penting, Ini yang Lebih Penting! Kredit Foto: Instagram/mastercorbuzier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Deddy Corbuzier menganggap sekolah tidak perlu. Hal ini karena sekolah tidak pernah mengajari kita cara menawar barang, bayar pajak dan lain sebagainya. Deddy juga mengatakan bahwa sekolah saat ini bertujuan menyamakan semua murid menjadi satu untuk bekerja di perkantoran karena 'cetakannya' sama semua.

        Jika seorang jurnalis dilatih sejak kecil untuk menulis, maka besar kemungkinan orang itu akan menjadi novelis sukses. Deddy Corbuzier pun menilai sekolah membuat kita tidak berkembang. Hal itu diungkap dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier dalam video bertajuk "Sekolah Bikin Kita Jadi Miskin".

        Baca Juga: Simak Nih Biar Ketularan! 5 Cara Berpikir Orang Sukses Ala Deddy Corbuzier!

        Selain itu, Deddy mengatakan adanya anak-anak yang bodoh dan nakal karena anak-anak itu tidak suka berada di sekolah dan tidak nyaman. Sekolah menjadi tempat yang tidak nyaman untuk mereka karena mereka dipaksa belajar hal yang tidak mereka suka.

        Harapan sekolah hanyalah jika nanti Ujian Nasional, nilai anak-anak bagus dan akreditasi sekolah pun bisa menjadi tinggi. Pasalnya, tidak akan bisa anak-anak pintar di segala bidang.

        Bahkan, ketika anak Deddy Corbuzier memiliki tugas yang tidak dia pahami dan dia jadi stres, Deddy menyarankan untuk tidak mengerjakan tugas itu.

        "Kamu stress tuh ngapain? Kamu tidak akan sukses hanya karena sekolah," ujar Deddy kepada Azka, anaknya.

        Deddy melihat mental anak-anak yang ketika gagal di satu mata pelajaran langsung tidak kelas, justru menjadikan mereka memiliki mental putus asa. Seharusnya, jadikan anak-anak itu bermental pejuang yang jika gagal satu ujian, diberikan kesempatan untuk ujian lagi dan lagi sampai berhasil.

        Deddy juga menyayangkan adanya pelajaran agama di sekolah, hal ini karena keagamaan seseorang tidak bisa dinilai. Selain itu juga ketika seorang anak diajak prihatin karena orang tuanya miskin, menurut Deddy hal itu justru membawa mental miskin juga kepada sang anak.

        Seharusnya, sang anak diajak berjuang, jika ingin membeli sesuatu, ajak anak untuk mencari cara bagaimana agar hal yang ia inginkan tercapai. Deddy Corbuzier sendiri bahkan pernah dua kali tidak naik kelas karena nilai matematikanya jelek. Deddy mengatakan bahwa hingga hari ini, ia hidup tidak melulu butuh matematika.

        Tetapi, jika memang ada anak yang suka matematika, silakan dikembangkan, asal jangan paksa anak-anak yang tidak suka matematika untuk mempelajari itu.

        "Sekolah tidak penting, tetapi ilmu pengetahuan itu penting! Belajar dari mana saja," tandas Deddy Corbuzier.

        Jangan menganggap karena sekolah tidak penting justru jadi berhenti sekolah. Tetapi, orang tua harus pahami bahwa sekolah tidak penting untuk kesuksesan anak. Jangan membuat anak stress karena sekolah, teurtama nilai.

        Meski demikian, Deddy Corbuzier mengakui bahwa pendidikan tinggi memengaruhi pola pikir, gaya hidup, gaya bicara, lingkungan, teman-teman hingga menaikkan taraf peluang kesuksesan. Tetapi, pendidikan tinggi tetap tidak menjamin kesuksesan. Ia bahkan mengungkap bahwa perusahaan besar seperti Google dan Apple tidak memerlukan ijazah bagi karyawannya.

        Lebih lanjut, Deddy mengingatkan bahwa gaji S1 tidak seimbang dari biaya pendidikan SD sampai kuliah S1 yang telah dikeluarkan oleh para orang tua. Bahkan, ada juga yang sampai harus membayar demi mendapat kerja.

        Adapun solusi dari Deddy Corbuzier yaitu kurangi jam sekolah. Seperti Finlandia, negara dengan pendidikan terbaik justru memiliki jam sekolah paling rendah dan tidak ada PR. Jika terlalu banyak waktu di sekolah, maka tidak akan ada waktu untuk murid belajar hal lain. 

        "Belajar sampai sore, dikasih PR. Itu berarti gurunya tidak percaya diri telah mengajarkan dengan baik." tandas Deddy.

        Bahkan, Deddy mengatakan bahwa sekolah di Indonesia sudah gawat darurat dan harus dibenahi pemerintah. Terutama terkait kesejahteraan dan gaji guru, Deddy mengatakan paling tidak, gaji guru itu Rp20 juta. Jika masih ada guru yang mengajar tidak becus, itu berarti kesalahan dari oknum tersebut.

        Pasalnya, sekarang saja gaji guru hanya Rp300 ribu. Guru-guru jelas sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ditambah lagi harus memikirkan pendidikan anak orang lain.

        Guru saja fokus pada bidangnya masing-masing, seperti guru matematika, guru biologi, dan lain-lain. Lantas, mengapa mengharapkan anak-anak untuk paham semua mata pelajaran?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: