PT PLN (Persero) resmi memperpanjang subsidi pemotongan tarif dan diskon listrik gratis hingga 3 bulan ke depan sampai Maret 2021. Program diskon tarif listrik 100 persen ini berlaku untuk pelanggan 450 VA dan potongan 50% untuk pelanggan 900 VA.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan, guna memuluskan program tersebut, PLN tentunya memerlukan dana yang tak sedikit. Oleh karenanya, perseroan coba mengusulkan untuk mendapat tambahan anggaran Rp 4,66 triliun kepada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca Juga: PLN: Tersisa Kecamatan Ulumanda Sulawesi Barat yang Belum Teraliri Listrik
"Total daripada usulan kita mencakup 33,04 juta pelanggan dengan nilai selama 3 bulan adalah Rp 4,66 triliun," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/1/2021).
Bob Saril mengatakan, PLN telah mengusulkan tambahan anggaran tersebut untuk bisa menopang biaya penyaluran subsidi listrik gratis sejak Januari-Maret 2021.
"Karena ini adalah program pemerintah, tentu saja PLN selaku entitas bisnis yang ditugaskan pada itu meminta pada pemerintah untuk mengganti atau apa yang telah kita keluarkan," katanya.
Sebelum mengusulkan anggaran, PLN juga telah melakukan pembatasan pada mekanisme pemberian diskon dan listrik gratis ini. Potongan tarif nantinya akan dihitung sesuai maksimum pemakaian, baik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA.
Untuk pelanggan pasca bayar 450 VA, tarif listrik gratis hanya diberikan untuk pemakaian listrik maksimal 720 jam nyala, atau setara 324 kWh.
Sementara untuk pelanggan pra bayar 900 VA, diskon listrik 50 persen juga dikenakan batasan pemakaian 720 jam nyala, atau setara 648 kWh.
Bahkan untuk pelanggan 900 VA, mereka yang pada 2020 sebelumnya langsung diberikan token gratis 50 persen untuk diskon pemakaian bulanan tertinggi Desember 2019-Februari 2020 dan kini tak lagi demikian.
"Mereka harus beli token, kemudian token diberikan diskon 50%. Jadi transaksinya harus beli token dulu," kata Bob Saril.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq