Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengar Nih Kata Bu Menkeu: Utang Indonesia Paling Kecil di Antara Banyak Negara

        Dengar Nih Kata Bu Menkeu: Utang Indonesia Paling Kecil di Antara Banyak Negara Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang Indonesia di 2020 masih kecil. Rasio utang publik di berbagai negara meningkat signifikan, bahkan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Malaysia memiliki rasio utang hingga 100% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, rasio utang publik Indonesia sepanjang 2020 mencapai 38,5% dari PDB. Rasio itu jauh di bawah Filipina dengan rasio utang publiknya mencapai 48,9% terhadap PDB dan Vietnam 46,6% terhadap PDB.

        "Rasio utang publik Indonesia masih salah satu yang paling rendah. Pertambahan utang di 2020 juga salah satu yang paling kecil di antara banyak negara lain," kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan DPR, Rabu (27/1/2021).

        Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Utang Terbesar di 3 BUMN, Duh Kasihan.....

        Menurutnya, pandemi Covid-19 memang membuat defisit kas negara-negara jadi lebih melebar. Namun, Indonesia dinilai bisa menjaga fiskalnya yang lebih rendah .

        "Seluruh negara gunakan instrumen fiskalnya untuk melindungi rakyat dan ekonominya. Fiskal dibuat defisit besar karena mereka harus dibelanjakan untuk melindungi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan ekonomi yang merosot," katanya.

        Dengan kebijakan fiskal yang rendah dan utang yang masih terjaga akan dilanjutkan oleh Menteri Keuangan. Adapun, Mantan anggota Bank Dunia ini akan menjaga utang dan defisit fiskal agar lebih rendah.

        "Utang kita masih jaga. Ini tentu menjadi bekal ke depan," tandasnya.

        Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan enam seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada tahun ini. Penerbitan SBN ritel sebagai salah satu upaya pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 melalui utang.

        Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, penerbitan SBN ritel dilakukan mulai yang konvensional maupun syariah seperti Obligasi Ritel (ORI), Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), dan Sukuk Ritel (SR).

        "Pada 2021 pemerintah berencana menawarkan enam seri SBN ritel dijual online. Seri pertamanya dimulai dengan penerbitan ORI019," kata Luky.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: