Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Percepat Regenerasi Petani, Kementan Jaring 1.000 DPM/DPA Tahun Ini

        Percepat Regenerasi Petani, Kementan Jaring 1.000 DPM/DPA Tahun Ini Kredit Foto: BPPSDMP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai upaya mempercepat regenerasi petani, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) kembali akan menetapkan Duta Petani Milenial (DPM)/Duta Petani Andalan (DPA) di tahun 2021 ini, namun di tahun ini jumlahnya akan bertambah menjadi 1.000 DPM/DPA.

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan bahwa Indonesia memerlukan adanya regenerasi petani dalam rangka pembangunan pertanian nasional, terutama mengubah manajemen usaha pertanian.

        "Petani butuh regenerasi dan transfer teknologi. Transformasi mau tidak mau akan mengubah cara kita menjalani manajemen usaha pertanian, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas," tegas Mentan Syahrul.

        Baca Juga: Manfaatkan Peluang Pertanian, Pemuda di Sumba Barat Alih Profesi Jadi Petani Milenial

        Perihal penjaringan DPM/DPA Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan saat ini Kementan memiliki 67 DPM/DPA yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

        “Duta petani tersebut berasal dari berbagai aspek komoditas, seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan hingga hortikultura. Bahkan, ada juga penyuluh pertanian yang mendampingi petani serta mentransfer inovasi dan teknologi informasi pertanian sehingga berhasil mencetak petani-petani sukses," papar Dedi.

        Dijelaskan Dedi, tahun ini, Kementan Kembali mencari DPM/DPA sebanyak 1000 calon untuk dikukuhkan oleh Kementan. Ini merupakan salah satu upaya mempercepat regenerasi petani dengan meningkatkan peran generasi muda pertanian dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian agar lebih prospektif dan berpeluang ekspor.

        “Duta-duta ini diharapkan mampu menarik generasi milenial lainnya untuk ikut berwirausaha pertanian. Selain itu, mampu mempercepat advokasi kepada masyarakat terutama berkaitan dengan program-program Kementerian Pertanian sehingga program tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat di lapangan," kata Dedi.

        Lebih lanjut Dedi menerangkan pemilihan DPM/DPA melalui proses seleksi dan beberapa kriteria. “Kriteria tersebut antara lain berusia 17-39 tahun, telah memiliki usaha produksi yang berkesinambungan, memiliki mitra usaha, memiliki omset usaha dalam nominal tertentu, dapat menjadi pelopor wirausaha muda dilingkungan usahanya, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui kelembagaan petani, berasal dari P4S atau program PWMP, atau petani milenial dan yang tak kalah penting adalah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian setempat," tutur Dedi.

        Salah seorang petani pengusaha milenial asal Tabanan, Bali sekaligus juga DPM, Kadek Surya mengungkapkan respon yang luar biasa dari pemuda di Bali atas dibukanya pendaftaran Calon Duta Petani Milenial 2021.

        “Respons anak-anak muda Bali luar biasa, ternyata banyak sekali yang mau jadi petani, tentu ini ‘anomali’ mengingat mungkin beberapa tahun lalu, jangankan minta jadi petani, disebut petani saja sudah malu. Dulu menjadi petani adalah keterpaksaan karena petani identik dengan kemiskinan. Tapi tidak dengan saat ini, bahkan ada banyak sekali yang ingin menjadi petani," ungkap Kadek.

        Baca Juga: Kritik Abu Janda, Influencer Banyak Aksi Kurang Referensi

        Ia pun juga mengingatkan seluruh generasi muda yang ingin menekuni sektor pertanian, kita sedang membangun citra petani menjadi sesuatu yang utuh sebagai "penjaga Tatanan Negara Indonesia".

        Maka, petani harus profesional dan mampu menghasilkan ekonomi untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat.  Bukan petani yang congkak dan merasa paling benar sendiri atau petani yang sudah paling hebat segala galanya, apalagi mencari keuntungan pribadi atas jabatan sebagai petani.

        “Mari kita buat citra petani dan pertanian berubah ke arah yang lebih baik, kita kembalikan kemajuan Indonesia sebagai negara agrasis. Dan kita buktikan bahwa profesi petani mampu menjanjikan secara ekonomi serta membanggakan. Kita bisa lihat saat ini banyak orang sukses, pengusaha sukses dari sektor pertanian. Bahkan disaat pandemi ini dapat dikatakan sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mampu bertahan dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi siapa saja yang mengalami pemutusan hubungan kerja," ajak Kadek.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: