Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saat Pandemi, 87 Persen Pelaku Bisnis Pilih Virtual Meeting

        Saat Pandemi, 87 Persen Pelaku Bisnis Pilih Virtual Meeting Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pandemi Covid-19 mendorong penetapan standar baru pada komunitas bisnis dan profesional untuk menerapkan protokol kesehatan yang membatasi kontak fisik.

        Penelitian dari Illuminas, lembaga riset industri teknologi di Amerika Serikat, menemukan bahwa 87 persen para profesional bisnis dan teknologi informasi memosisikan pertemuan virtual (virtual meeting) sebagai elemen yang sangat penting pada aktivitas bisnis mereka.

        Sedangkan, 60 persen dari mereka menganggap perusahaannya telah memiliki teknologi dasar yang menunjang aktivitas pertemuan virtual, namun masih memerlukan lebih banyak perbaikan dan penyempurnaan.

        Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Tembus 1 Juta, Pemerintah Ditantang Minta Maaf ke Rakyat!

        Adaptasi atas prinsip new normal itu berdampak pada banyaknya acara pertemuan maupun konferensi yang dibatalkan, ditunda, atau dialihkan secara daring. 

        Kepala Bidang Meeting Incentive Conference Exhibition Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Budiarto Linggowijono mengatakan, kondisi pandemi yang belum jelas kapan berakhir membuat pertemuan virtual menjadi sebuah kebiasaan normal baru.

        “Karena itu, dengan kondisi operasional yang baru, kebutuhan atas teknologi konferensi audio berkualitas tinggi serta skalabilitas yang fleksibel menjadi elemen yang krusial,” katanya, Sabtu (30/1/2021).

        Menurutnya, dibutuhkan solusi konferensi audio yang dapat dengan mudah dipergunakan untuk bekerja dengan baik di ruang rapat kecil maupun besar. Terutama dengan adanya perubahan ukuran besaran pertemuan dan kebijakan pembatasan jarak sosial.

        Adapun Head of Public Policy and Government Relations Gojek Indonesia Shinto Nugroho menerangkan bahwa kebijakan pembatasan jarak sosial (social distancing) dan bekerja di rumah, membuat pertemuan virtual menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengelola produktivitas perusahaannya selama pandemi.

        Namun berkaca pada pengalaman selama berbulan-bulan terakhir melakukan rapat-rapat virtual, penggunaan teknologi konferensi audio yang memadai dan dapat beroperasi dengan lancar, akhirnya sudah menjadi kebutuhan krusial bagi korporasi.

        Keandalan alat dan sistem merupakan salah satu kunci penting dalam pelaksanaan teleconference.

        “Suara yang kurang jernih, video yang buram, dan pemasangan peralatan yang rumit menjadi tantangan utama bagi pengguna dan administrator AV/IT (Audio Video/Information Technology). Kita membutuhkan sistem teleconference yang dapat memenuhi kebutuhan pasar saat ini,” terangnya.

        Senada dengan Konsultan Audio Video, Andy Bexlim menuturkan bahwa meskipun spefisikasi untuk sistem konferensi audio telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, solusi atas sistem konferensi ialah mudah dioperasikan dan dikelola oleh integrator atau administrator AV/IT.

        “Karena belakangan ini sebagian besar kegiatan rapat dan presentasi penting dilakukan secara virtual, maka ekspektasi atas teknologi audio harus dapat terhubung dengan lancar dan mudah dikonfigurasikan untuk menyesuaikan dengan berbagai ukuran ruangan. Lebih jauh lagi, dengan pembagian tugas melalui beberapa kelompok kerja, sumber daya untuk mengelola sistem audio menjadi terbatas,” jelasnya.

        Situasi ini mendorong tren positif atas pertemuan dan konferensi audio/video secara virtual. Maka itu, konferensi audio/video menjadi semakin penting di dunia saat ini. Dalam mendukung tren terkini, Shure meluncurkan pilihan ekosistem audio konferensi baru untuk mendukung integrator sistem dan para profesional audio visual dengan menghadirkan ekosistem audio konferensi yang lengkap.

        Market Development Specialist Shure, Rishmond Tew mengatakan dalam memaksimalkan kegiatan audio/video secara virtual tersebut, ekosistem konferensi Shure dirancang khusus untuk bekerja dengan mulus satu sama lain.

        Selain itu, ekosistem audio tersebut juga mendukung pasar dengan menyediakan cara yang cepat dan tepat dalam menghadirkan audio dengan kualitas premium, melalui pemrosesan sinyal audio Intellimix yang berbasis perangkat keras maupun perangkat lunak.

        Dia menambahkan, rangkaian ekosistem audio konferensi Shure memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan semua tipe ruangan, dan memastikan pengguna mendapatkan pengalaman konferensi AV berkualitas tinggi terlepas dari lokasi tiap penggunanya.

        Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Tembus 1 Juta, Pemerintah Ditantang Minta Maaf ke Rakyat!

        Menurutnya, peningkatan kebutuhan akan skalabilitas ruang kerja di tengah situasi yang tak menentu ini, ekosistem baru Shure dapat menjadi solusi untuk kebutuhan konferensi audio berkualitas premium di Indonesia. Terlebih, pengoperasian perangkap Shure yang mudah dan ditunjang manajemen jarak jauh dengan sistem enskripsi audio yang aman.

        “Seiring perkembangan pasar yang melihat adanya peningkatan terhadap adopsi teknologi AV yang diarahkan pada penerapan sederhana, operasi intuitif, dan kompatibiltas tanpa batas dengan platform kolaborasi terkemuka, Shure menawarkan solusi lengkap yang terpadu di satu tempat,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: