Pengamat Politik Refly Harun, turut menyoroti pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang menyebut ada upaya kudeta terhadap Partai Demokrat. Refly juga mengeluarkan analisanya mengapa Partai Demokrat yang menjadi target dan diambil alih kekuasaannya.
Menurut Refly, salah satu alasannya adalah karena Partai Demokrat saat ini merupakan Partai di luar pemerintahan. Saat ini, Partai yang ada di luar Pemerintahan hanya tiga Partai, Partai Demokrat, PKS dan juga PAN.
Baca Juga: Pendiri Demokrat Ngomong Tak Ada Kudeta, Adanya Kongres Luar Biasa
"Sederhananya begini, kita tahu bahwa partai yang ada saat ini cuma tiga yang berada di luar istana, dari partai yang tiga ini yang dalam spektrum kiri itu hanya Demokrat. Maka sebenarnya jauh lebih mudah mengambil Demokrat dari pada PKS, karena PKS partai yang ideologis, sehingga mengambil PKS jauh lebih berat, karena PKS pasti mensyaratkan ideologi kanannya," kata Refly dalam video di akun Youtubenya, yang dikutip Selasa (2/2/2021).
Sementara PAN, kata Refly, merupakan partai kanan juga tetapi cenderung kanan tengah dan lebih moderat. Selain itu PAN selama ini juga sudah dianggap cukup 'bersahabat' dengan Pemerintahan Jokowi.
"Kita tahu PAN sudah sangat bersahabat dalam tanda kutip dengan pemerintahan Jokowi ini. kita tahu Zulhas telah katakan tidak mendukung pembahasan RUU pemilu yang tentu ini merupakan sikap presiden Jokowi," kata Refly
Dia menambahkan "Jokowi juga beri sinyal tak mau ada Pilkada 2022, sebaliknya demokrat mendukung RUU pemilu direvisi juga pilkada 2022 sama seperti sikap PKS," ujar Refly
Mengambil Demokrat, kata Refly, tentu dianggap strategis untuk hegemoni penguasaan partai politik untuk menentukan arah perpolitikan kedepan.
"Karena kalau misalnya Demokrat bisa dilumpuhkan di wing oposisi tinggal PKS aja sendirian, maka itu akan jauh lebih mudah apalagi Presidential Threshold dipertahankan maka hegemoni politik kiri itu akan semakin kuat," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: