Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AHY Tertabok: Mana Mungkin Mayor Otaknya sama dengan Jenderal!

        AHY Tertabok: Mana Mungkin Mayor Otaknya sama dengan Jenderal! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu Pendiri Partai Demokrat , Etty Manduapessy tidak sepakat dengan tuduhan sejumlah loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko terlibat dalam upaya kudeta atau pengambilalihan partai berlambang mercy itu. Etty yakin, Moeldoko tidak memiliki ambisi untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

        Sebab, kata Etty, sebenarnya Moeldoko sudah didorong para Pendiri Partai Demokrat untuk memimpin partai berlambang mercy itu sejak sekitar dua tahun lalu. “Bukan Pak Moeldoko punya ambisi untuk mengambil alih Demokrat, salah. Ada gagasan dari pendiri-pendiri untuk minta kesediaan Pak Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat,” ujar Etty saat dihubungi, Rabu (3/2/2021).

        Gagasan itu, kata dia, muncul sebelum dilaksanakannya Kongres Partai Demokrat di Jakarta yang menjadikan AHY sebagai Ketua Umum atau saat masa bhakti SBY akan berakhir sebagai Ketua Umum. “Sesudah SBY mau turun tahta kita sudah mau minta Pak Moeldoko untuk itu, itu cerita lama, zamannya Pak Ventje Rumangkang masih hidup, dua tahun lalu itu,” jelas Etty.

        Baca Juga: Kisruh Moeldoko & AHY, Rocky Gerung Kasihan sama Jokowi: Diombang-ambingkan

        Sebab, AHY dianggap belum pantas menduduki Ketua Umum Partai Demokrat. Dia mengungkapkan para Pendiri Partai Demokrat sudah membaca skenario SBY menyiapkan AHY untuk menjadi Ketua Umum. Tebakan para pendiri Partai Demokrat itu muncul setelah AHY diminta SBY untuk meninggalkan dunia militer, sebelum gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

        “Sinyal itu kita sudah baca, jadi kita teman-teman Pendiri Partai Demokrat seluruh Indonesia ini berpikir jangan kita mundur toh, sebab Partai Demokrat itu mundur sejak zaman SBY punya masa jabatan terakhir, kita punya suara sudah jatuh di DPR, jadi kita menilai jangan lagi lah kalau bapak sudah begini, anak lagi, ini sudah dinasti, kerajaan,” tutur Etty yang mengaku sudah tidak aktif di Partai Demokrat namun tidak keluar dari partai itu.

        Pasalnya, AHY dianggap masih belum matang di dunia perpolitikan. “(AHY) dia belum bisa, ada anak-anak di pengurus Demokrat sekarang, ada yang bilang (AHY) pangkat mayor tapi otaknya jenderal, mana mungkin. Mana mungkin seorang mayor bisa otaknya sama dengan jenderal,” katanya.

        Logikanya, kata dia, seseorang anak saja yang baru dilahirkan belum bisa berlari. “Dia harus melalui proses dong, bayi lahir dari ibu dia tidak langsung lari, dia harus melalui proses, baru mayor dia harus proses politik, pendidikan politik, dia tidak mulai dari bawah, dia langsung dari atas kan, katrolen, dia itu pemimpin katrol,” terangnya.

        Dia pun mengingatkan bahwa ayahanda AHY, yakni SBY adalah jenderal purnawirawan. “Jadi, kalau dari bapak yang bekas mantan presiden, jenderal, lalu kasih turun jadi ketua turun lagi anaknya cuma mayor, aduh, mayor pimpin Ketua Umum Demokrat Indonesia, itu kan beda dong, kecuali dia (AHY) pimpin Ketua DPD di daerah, pangkatnya mayor,” katanya.

        Menurut dia, untuk jabatan gubernur saja AHY belum pantas. “Nanti kalau dia jadi pejabat tinggi bagaimana, ya toh, etika militer itu bagaimana ya, dia mayor andaikata dia terpilih jadi Gubernur DKI, lalu Panglimanya mayor jenderal, bagaimana itu, cara berhormatnya,” tuturnya sambal tertawa kecil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: