Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bela FPI Sampai Ngamuk-Ngamuk di Acara TV, Munarman Habis Diejek-ejek Denny Siregar...

        Bela FPI Sampai Ngamuk-Ngamuk di Acara TV, Munarman Habis Diejek-ejek Denny Siregar... Kredit Foto: Antara/Antara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial Denny Siregar melontarkan ejekan kepada mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman yang marah-marah kepada host TV saat menjadi narasumber dalam acara iNews pada Sabtu (6/2/2021) lantaran penjelasannya dipotong.

        Diketahui, aksi Munarman marah-marah di TV juga terjadi pada tahun 2013 lalu. Munarman waktu itu sampai menyiram wajah sosiolog UI Thamrin Amal Tomagola dengan secangkir teh saat tampil di acara tvOne dalam diskusi yang diangkat membahas pelarangan sweeping tempat hiburan malam.

        "Munaroh mengancam-ngancam host TV waktu diwawancara hahaha. Untung gak diundang ke studio, bisa-bisa disiram teh semua mulai produser sampai crew TV," cuitnya dalam akun Twitter pribadi @Dennysiregar7 seperti dilihat di Jakarta, Senin (8/2/2021).

        Baca Juga: Lagi-Lagi Denny Kasih Sindiran Telak: Pak Jokowi Sibuk Kerja Mas, Pak Ini untuk AHY?

        Di cuitan tersebut Denny Siregar juga membagikan cuplikan video Munarman marah-marah kepada host TV.

        "Terkadang, bahkan secangkir teh bisa jadi senjata berbahaya jika anggota FPI sedang emosi. Itulah kenapa saya lebih suka seruput kopi," cetus Denny.

        Sebelumnya, Munarman marah saat tampil di program acara iNews sore bertajuk FPI Terafiliasi ISIS?.

        "Sebentar, saya belum jelaskan secara utuh nih mbak. Jangan dipotong-potong. Kalau dipotong-potong saya berhenti saja ini," kata Munarman.

        Kemudian Munarman kembali berbicara untuk melanjutkan penjelasannya. Tak lama, penjelasannya kembali dipotong lantaran dianggap terlalu lama.

        "Saya belum selesai nih," protesnya.

        Jawab presenter, Munarman diminta agar mempersingkat penjelasannya karena durasi waktu terbatas. Namun Munarman menegaskan bahwa penjelasannya tidak bisa dipersingkat.

        "Anda jangan memancing kemarahan saya mbak, nanti bahaya. Anda jangan mancing-mancing. Jadi, saya mau jelaskan fakta, jangan dipotong-potong," kata Munarman.

        "Saya bertanya pak, mohon maaf," jawab presenter iNews.

        Baca Juga: Akhirnya AHY Kena Juga Ceramah Denny Siregar: Belajar Dulu Jadi Lelaki Sebelum..

        "Katanya mau baik-baik memberikan kesempatan kepada saya untuk mengklarifikasi. Kalau begini caranya ini propaganda namanya iNews ini," jelas Munarman.

        Presenter iNews lantas menjawab bahwa dia hanya memberikan waktu kepada Munarman untuk konfirmasi.

        "Saya mau menjawab, jangan dipotong-potong. Jangan jawaban saya belum selesai sudah dipotong, dipindahkan ke isu lain," kata Munarman.

        Baca Juga: Lagi-Lagi Denny Kasih Sindiran Telak: Pak Jokowi Sibuk Kerja Mas, Pak Ini untuk AHY?

        "Saya mau panjang lebar ini menjelaskan biar adil begitu lho. Selama ini saya diam," beber Munarman.

        Sebagaimana diketahui, Nama Munarman memang tengah menjadi sorotan publik lantaran sempat disebut-sebut menjadi saksi baiat massal kepada ISIS oleh salah satu terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga simpatisan FPI Ahmad Aulia (30).

        Beberapa pihak mendesak agar Munarman segera diproses hukum. Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli atau yang akrab disapa Gun Romli mengingatkan bahwa jangan sampai ada kesan jika Munarman kebal hukum.

        Alasannya, anggota FPI yang mengaku berbaiat ke ISIS telah ditangkap polisi, namun Munarman masih bebas dan belum diproses hukum.

        "Munarman ini kebal hukum ya, yang bareng-bareng dia baiat (gabung dan sumpah setia) ke ISIS ditangkap, tapi Munarman masih bebas, ditambah provokasi dan bikin hoax," cuitnya dalam akun Twitter.

        Baca Juga: Silahkan Artikan Sendiri, Telak Abis! Sekarang Densus 88 Ikut Kuliti 92 Rekening FPI

        Selain itu, Ketua Tim Task Forum Advokat Pengawal Pancasila (FAPP), Petrus Selestinus, menegaskan bahwa perlu ada penyelidikan dan penyidikan secara menyeluruh seluruh aktivitas FPI di masa lalu.

        "Publik berharap Densus 88 dan Bareskrim Polri mendalami pengakuan 19 terduga teroris dimaksud, untuk memastikan apakah Rizieq Shihab dan Munarman merupakan bagian dari aksi terorisme para terduga dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang mengaku sempat dibaiat ke dalam jaringan teroris ISIS," katanya.

        Petrus Selestinus menilai selama sepuluh tahun terakhir ini ceramah eks pentolan FPI Rizieq Shihab mengandung narasi ancaman kekerasan sehinngga menimbulkan suasana teror atau rasa takut di kalangan publik.

        "Karena itu sangat beralasan hukum jika terhadap Rizieq Shihab dan Munarman perlu dilakukan penyelidikan dan penyidikan dengan instrumen UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme," ucapnya.

        Baca Juga: Silahkan Artikan Sendiri, Telak Abis! Sekarang Densus 88 Ikut Kuliti 92 Rekening FPI

        "Selama 10 tahun terakhir ceramah Rizieq Shihab di mimbar-mimbar dakwah selalu menebar kebencian dan teror yang menakutkan masyarakat luas yang koheren dengan aksi terduga teroris dari anggota FPI," tegasnya.

        Dikutip dari PojokSatu.id di Jakarta, Sabtu (6/2/2021), Munarman enggan memberikan banyak komentar terkait namanya yang disebut-sebut oleh salah satu tersangka teroris yang ditangkap di Makassar.

        "Sudah hapal modus-modus lama itu soal isu terorisme," kata Munarman.

        Baca Juga: Astaga... Temuan PPATK Bikin Dada Nyesek! Rekening FPI Terendus Melawan Hukum

        Ia juga mengaku dirinya tidak mengenal dengan tersangka yang mengklaim pernah berbait di markas FPI Makassar itu. Bahkan, Munarman mengaku 19 teroris yang mengaku merupakan anggota FPI itu disebut Munarman tak terdaftar sebagai anggota FPI.

        "Gak kenal kita," singkat anak buah eks pentolan FPI Habib Rizieq Shihab ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: