Digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan salah satu inovasi yang dilakukan PT Pertamina. Hingga saat ini, program digitalisasi telah menyentuh 5.518 stasiun SPBU.
"SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia," kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga: Pertamina Akan Produksi Green Diesel di Kilang Cilacap Jadi 3.000 Barel per Hari
Putut menuturkan, program digitalisasi itu memberikan manfaat yang cukup bagus. Dengan program digitalisasi SPBU, Pertamina bisa memantau langsung dan mengetahui bila stok di SPBU habis.
"Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis," tuturnya.
Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program.
"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional," jelas dia.
Program ini juga turut mendorong Pertamina mempercepat proses transformasi digital. Selain di sisi upstream, midstream, dan corporate. Tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah diselesaikan.
Dari digitalisasi SPBU, lanjutnya tentunya akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time.
Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.
Tak hanya kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi perhari.
Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dari berbagai aspek.
"Tentu kita tidak berhenti sampai disini. Selanjutnya Pertamina telah menyiapkan pengembangan sistem lebih lanjut menggunakan data dan informasi yang didapat dari digitalisasi SPBU, yakni Sistem Autoreplenishment dan Sistem Prepurchase pembelian BBM Subsidi," ungkap dia.
Putut mengatakan, dari segi manfaat utama yang dapat dirasakan setelah selesainya digitalisasi SPBU, secara real time dapat melakukan monitoring penjualan. Kemudian pemantauan stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tanki dan mengembangkan auto scheduling dalam pengiriman BBM ke SPBU.
"Dengan demikian, digitalisasi SPBU ini bisa membantu kami memastikan penyaluran BBM yang tepat sasaran dan memastikan keadaan stok di SPBU selalu dalam kondisi aman untuk melayani kebutuhan masyarakat," katanya.
Selain itu, digitalisasi SPBU juga menawarkan manfaat bagi masyarakat dalam proses transaksi di SPBU. Digitalisasi memperkuat jaringan SPBU dalam menawarkan metode pembayaran non tunai melalui Aplikasi MyPertamina.
Melalui aplikasi MyPertamina masyarakat juga ditawarkan berbagai loyalty program seperti promo dan penawaran khusus untuk pembelian produk ritel Pertamina.
"Banyak keuntungan yang dapat dinikmati tentunya. Ini adalah upaya Pertamina mendorong masyarakat ke era digital serta memastikan pelanggan Pertamina merasakan customer experience yang memuaskan," kata Putut.
Digitalisasi SPBU ini, ditegaskan, merupakan wujud komitmen sinergi BUMN yang nyata untuk kepentingan masyarakat serta negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq