Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi: Satu Kelurahan yang Kena, Satu Kota Lockdown. Untuk Apa?

        Jokowi: Satu Kelurahan yang Kena, Satu Kota Lockdown. Untuk Apa? Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemerintah daerah (pemda) meningkatkan terus testing, tracing, treatment (3T). Jokowi sebelumnya telah menyampaikan hal tersebut berulang kali, tetapi yang terpenting adalah pelaksanaannya di lapangan.

        "Jadi kalau ditemukan yang terinfeksi virus langsung diisolasi. Siapkan isolasi terpusat bekerja sama sekali lagi dengan Kemenkes, BNPB, TNI dan Polri," katanya dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2021 di Istana Negara, Kamis (11/2/2021).

        Baca Juga: Pemda Jangan Cuma Mengimbau! Jokowi Perintahkan Bagi-bagi Masker ke Masyarakat

        Bahkan menurutnya jika dirasa perlu, pemda dapat melakukan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro atau micro lockdown. Dalam hal ini dilakukan dalam lingkup yang kecil. Baik itu dalam skala kampung, skala desa, RW, atau RT saja.

        "Jangan sampai yang terkena virus hanya satu orang dalam satu RT yang di-lockdown seluruh kota. Jangan sampai yang terkena misalnya satu kelurahan yang di-lockdown seluruh kota. Untuk apa? Ini yang sering kita keliru di sini," ujarnya.

        Dia mengatakan bahwa micro lockdown inilah yang jadi fokus pemerintah saat ini. Dengan begitu, tidak akan merusak pertumbuhan ekonomi.

        "Lockdown skala mikro. Micro lockdown. Tidak merusak pertumbuhan ekonomi. Tidak merusak kegiatan ekonomi masyarakat karena yang kita lockdown adalah dalam skala kelurahan, RW, RT," ujarnya.

        Maka dari itu, Jokowi meminta walikota maupun wakil walikota untuk melakukan pemetaan zonasi penyebaran covid ini secara detail. Pasalnya, melihat pengalaman negara lain yang me-lockdown satu kota atau satu negara berdampak pada jatuhnya pertumbuhan ekonomi.

        "Ngerti betul di mana barang itu ada. Sampai di tingkat kelurahan RW atau RT. Nggak bisa lagi satu kota langsung di-lockdown. Melihat proses-proses yang dilakukan negara lain me-lockdown seluruh negara, me-lockdown satu provinsi, satu kota, ekonominya jatuh. Jadi hati-hati mengenai ini," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: