Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Reaksi Menlu AS Saat Tahu Pangkalan Militernya di Irak Dibombardir Roket

        Reaksi Menlu AS Saat Tahu Pangkalan Militernya di Irak Dibombardir Roket Kredit Foto: AP Photo/Graeme Jennings
        Warta Ekonomi, Washington -

        Pemerintah Washington marah setelah pangkalan militer koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di wilayah Kurdistan, Irak, diserang sejumlah roket. Serangan ini menewaskan seorang kontaktor sipil dan melukai enam orang lainnya termasuk seorang tentara Amerika.

        Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta penyelidikan atas serangan roket pada hari Senin tersebut. Pihaknya berjanji akan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.

        Baca Juga: Memanas, Pangkalan Militer AS Dihujani Roket-roket yang Tewaskan 1 Orang

        Kolisi pimpinan AS telah mengonfirmasi bahwa rentetan tembakan roket tersebut menewaskan seorang kontraktor sipil asing, melukai lima kontraktor lainnya dan seorang tentara AS.

        "Kami marah dengan serangan roket hari ini (Senin) di Wilayah Kurdistan, Irak," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Selasa (16/2/2021).

        "Saya telah menghubungi Perdana Menteri Pemerintah Regional Kurdistan Masrour Barzani untuk membahas insiden tersebut dan berjanji mendukung semua upaya untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," ujar Blinken.

        Serangan itu adalah pertama kalinya instalasi militer atau diplomatik Barat menjadi sasaran di Irak dalam hampir dua bulan, setelah serangkaian insiden semacam itu.

        Di bawah mantan presiden AS Donald Trump, Washington telah bersumpah bahwa pembunuhan seorang warga negara Amerika dalam serangan roket seperti itu akan mendorong pembalasan terhadap Iran, yang dituduh pejabat militer AS mendukung kelompok milisi Irak di balik serangan itu.

        Namun seruan Blinken untuk penyelidikan menandai pergeseran dari kebijakan tersebut di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: