Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Alibaba, Bisnis Jack Ma yang Punya Kapitalisasi Pasar USD718 Miliar

        Kisah Perusahaan Raksasa: Alibaba, Bisnis Jack Ma yang Punya Kapitalisasi Pasar USD718 Miliar Kredit Foto: Reuters/Lai Seng Sin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Alibaba Group Holding adalah konglomerat teknologi multinasional yang bermarkas pusat di Hangzhou, Zhejiang, China. Perusahaan raksasa yang berspesialisasi dalam e-commerce, ritel, internet, dan teknologi sukses duduk nyaman di peringkat ke-132 dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2020.

        Amazon of China ini kemudian sukses membukukan laba bersih sebesar 19,8 miliar dolar AS dari total pendapatan mencapai 83,4 miliar dolar sepanjang tahun 2020. Alibaba juga memiliki kapitalisasi pasar sebesar 718,3 miliar dolar. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Uniper, Raksas Energi Termuda Jerman yang Kekayaannya Capai USD73

        Sementara itu, total aset dan nilai ekuitas pemegang saham Alibaba masing-masing menyentuh angka 185 miliar dolar dan 106,4 miliar dolar dalam tahun 2020. Dengan capaian tersebut, tak heran jika peringkatnya dalam daftar tersebut meroket siginifikan dari 182 (2019) ke 132 dunia.

        Berikut ulasan ringkas dari kisah perusahaan raksasa Alibaba Group, yang akan Warta Ekonomi sajikan pada Selasa (23/2/2021) berikut ini.

        Alibaba lahir dari tangan seorang mantan guru bahasa Inggris bernama Jack Ma pada 4 April 1999. Kelahiran bisnisnya bernama Alibaba.com tersebut turut dibantu oleh 17 orang yang terdiri atas teman dan mahasiswanya. 

        Di bulan Oktober di tahun yang sama, Alibaba menerima investasi 25 juta dolar dari Goldman Sachs dan SoftBank. Dana segar itu menjadi harapan untuk Alibaba meningkatkan pasar e-commerce domestik, dengan penyempurnaan platform jualannya. 

        Tahun-tahun awal digambarkan seperti arena roller coaster kesuksesan dan kemunduran. Rencana menyerukan untuk meningkatkan lebih banyak melalui penawaran pasar saham, tetapi gelembung internet meledak pada tahun 2000 dan minat pada saham teknologi menguap.

        "Kami menderita lebih dari perusahaan Internet lainnya," kata Ma kepada BBC pada 2001.

        Tahun berikutnya, Alibaba menghadapi ancaman terbesarnya ketika eBay mengakuisisi EachNet, sebuah perusahaan yang memiliki 80 persen pasar e-commerce konsumen kecil di China. Ma melawan balik dengan meluncurkan situs konsumen Taobao dan Alipay.

        Ma kemudian berjanji Taobao akan gratis selama tiga tahun, sembari meremehkan model berbasis biaya eBay. Dalam gerakan gerilya untuk mengimbangi anggaran iklan eBay yang lebih besar, karyawan Alibaba memposting ribuan pesan di papan buletin Internet yang mengarahkan pengguna ke Taobao.

        Menariknya, Taobao telah memberi puluhan ribu pengusaha kecil China pijakan pertama mereka dalam perdagangan elektronik. Bukan cuma itu, mereka mampu berdagang furnitur bekas, pakaian seperti sweater rajutan tangan, dan barang lainnya. 

        Seperti Jin Junhui dari kota di barat laut Urumqi yang memulai bisnis di Taobao pada 2005 dengan menjual kurma dan kismis terkenal di wilayah itu. Penjualan pada tahun 2008 mencapai 500.000 yuan (80.000 dolar) dan berlipat ganda pada tahun berikutnya.

        "Taobao telah mengubah hidup saya," kata Jin (32). "Sekarang saya memiliki dua karyawan dan lebih banyak waktu luang untuk melakukan apa yang saya suka."

        Kenaikan Alibaba telah ditandai dengan penekanan Ma pada kepentingan jangka panjang perusahaan. Di tahun 2007, Alibaba menjadi perusahaan publik. Ia mulai melantai dalam Bursa Efek Hong Kong tahun tersebut. 

        Meski dalam perjalanannya Alibaba pernah bersitegang dengan Yahoo Inc yang menyediakan uang tunai yang sangat dibutuhkan ketika membayar 1 miliar dolar untuk 40 persen Alibaba pada tahun 2005. Tak tinggal diam, Alibaba membeli kembali setengahnya seharga 7,1 miliar dolar pada tahun 2011 dan Yahoo akan menghasilkan miliaran lebih banyak dalam IPO.

        Pada tahun 2010, Alibaba meluncurkan AliExpress.com, layanan ritel online yang sebagian besar terdiri dari bisnis kecil China yang menawarkan produk kepada pembeli online internasional. Ini memungkinkan bisnis kecil di China untuk menjual ke pelanggan di seluruh dunia, menghasilkan berbagai macam produk.

        Menurut perkiraan iResearch, di tahun yang sama, keuntungan Taobao diperkirakan mencapai 1,5 miliar yuan atau 235,7 juta dolar. Angka tersebut hanya selisih 0,4 persen dari total penjualan sebesar 400 miliar yuan (62,9 miliar dolar).

        Pendirinya, Ma, kemudian mengundurkan diri sebagai CEO pada Mei 2013. Namun, dirinya masih menjabat sebagai ketua eksekutif. Di posisi itu Ma mengumumkan perombakan untuk membuat Alibaba lebih responsif. Perubahan tersebut terjadi saat Alibaba menghadapi tantangan atas dominasinya di tengah pergolakan di pasar internet China, di mana pengguna beralih ke online melalui ponsel cerdas dan tablet.

        Masuk ke September 2014, Alibaba mengumpulkan IPO senilai 25 miliar dolar, memberi perusahaan nilai pasar sebesar 231 miliar dolar. Empat tahun kemudian, konglomerat teknologi ini menjadi perusahaan Asia kedua yang menembus nilai valuasi 500 miliar dolar, setelah pesaingnya Tencent duduk di nomor satu.

        Saat ini, Alibaba adalah salah satu peritel dan perusahaan e-commerce terbesar di dunia. Pada 2020, itu juga dinilai sebagai perusahaan kecerdasan buatan terbesar kelima. Ini juga salah satu firma modal ventura terbesar, dan salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: