Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengar Baik-baik! Begini Sikap NATO Tanggapi Isu Kudeta Armenia

        Dengar Baik-baik! Begini Sikap NATO Tanggapi Isu Kudeta Armenia Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
        Warta Ekonomi, Brussels -

        NATO mendorong demokrasi di Armenia di tengah meningkatnya ketegangan antara militer dan perdana menteri (PM).

        “Kami terus memantau perkembangan di negara mitra kami, Armenia. Penting untuk menghindari kata-kata atau tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut," papar juru bicara NATO Oana Lungescu di Twitter.

        Baca Juga: Deru Mesin Jet Tempur Kagetkan Warga Ibu Kota Armenia, Duh Ancang-ancang Kudeta?

        “Setiap perbedaan politik harus diselesaikan secara damai dan demokratis serta sejalan konstitusi Armenia,” papar dia.

        Pernyataan tersebut setelah muncul desakan militer Armenia agar Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan mengundurkan diri.

        Kepala Staf Umum Angkatan Darat Onik Gasparyan, bersama dengan komandan senior lainnya, merilis pernyataan pada Kamis (25/2/2021) yang meminta Pashinyan mundur.

        Pashinyan menanggapi dengan menyebut tuntutan itu sebagai upaya kudeta dan mendesak para pendukungnya turun ke jalan untuk melawan.

        Kerusuhan itu setelah berakhirnya konflik militer antara Armenia dan Azerbaijan musim gugur lalu yang secara luas dipandang sebagai kemenangan Baku.

        Hubungan antara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas.

        Wilayah itu diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.

        Selama konflik enam pekan, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia, Azerbaijan membebaskan beberapa kota strategis dan hampir 300 pemukiman dan desanya dari pendudukan Armenia.

        Sebelumnya, sekitar 20% wilayah Azerbaijan telah diduduki secara ilegal oleh Armenia selama hampir tiga dekade.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: