Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebentar Lagi Armenia bakal Akui Nagorno-Karabakh Jadi Bagian dari Azerbaijan, Tengok Alasannya

Sebentar Lagi Armenia bakal Akui Nagorno-Karabakh Jadi Bagian dari Azerbaijan, Tengok Alasannya Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Aleksey Smirnov
Warta Ekonomi, Moskow -

Armenia siap untuk mengakui Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari negara tetangganya, Azerbaijan, jika pihak berwenang di Baku menjamin keamanan dan hak-hak penduduk setempat, yang sebagian besar terdiri dari etnis Armenia, kata Perdana Menteri Nikol Pashinyan, Senin (22/5/2023).

Berbicara pada sebuah konferensi pers, Pashinyan mencatat bahwa wilayah Azerbaijan mencakup 86.600 km persegi, sebuah angka yang signifikan karena mencakup wilayah yang dimaksud.

Baca Juga: Saling Tuduh Armenia dan Azerbaijan, Padahal Keduanya Lakukan Baku Tembak

"Bagaimanapun, pada saat yang sama, kami mengatakan bahwa masalah hak-hak dan keamanan rakyat Nagorno-Karabakh harus dibahas dalam negosiasi di masa depan," tambah PM Armenia.

"Jika kami dan Azerbaijan saling memahami dengan benar, Armenia akan mengakui integritas teritorial Azerbaijan dalam batas-batas yang disebutkan, sementara Baku akan mengakui integritas teritorial Armenia dalam wilayah seluas 29.800 km persegi," tambahnya.

Perdana Menteri juga menyerukan jaminan keamanan internasional, menyatakan keprihatinannya bahwa kurangnya mekanisme apa pun dapat mengakibatkan Azerbaijan melakukan "pembersihan etnis" di wilayah tersebut.

Pashinyan melanjutkan dengan mengatakan bahwa Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam pembicaraan damai yang aktif, dan menyatakan harapan bahwa kedua belah pihak akan dapat dengan cepat menyelesaikan perbedaan apa pun.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan bahwa ia berharap perundingan tersebut akan menghasilkan perdamaian yang solid di Kaukasus Selatan.

"Meskipun Nagorno-Karabakh telah berada di bawah pendudukan Armenia selama sekitar 30 tahun, dan satu juta orang Azerbaijan telah terusir dari tempat tinggalnya," terangnya.

Kedua pemimpin dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan di Moskow pada hari Kamis, dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertindak sebagai mediator.

Kedua negara bekas republik Soviet ini telah terlibat dalam konflik atas wilayah yang disengketakan dengan total populasi sekitar 150.000 orang selama beberapa dekade.

Ketika Uni Soviet runtuh, pada 1988, Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan dan secara sepihak mendirikan republik sendiri tiga tahun kemudian. Hal ini memicu perang besar, yang merenggut nyawa ribuan orang dan berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi secara internasional pada tahun 1994.  

Namun, sejak saat itu, Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam pertempuran sporadis di wilayah tersebut. Salah satu bentrokan terbaru terjadi pada tahun 2020; ketegangan mereda berkat upaya Moskow untuk menengahi.

Pernyataan Pashinyan ini muncul setelah ia mengatakan pada April lalu bahwa Yerevan dan Baku dapat menandatangani perjanjian damai jika keduanya mengakui integritas teritorial satu sama lain "tanpa ambiguitas dan jebakan," sembari setuju untuk tidak memiliki sengketa teritorial di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: