Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uni Eropa Terang-terangan Libatkan Negara Bekas Republik Soviet, Terkuak Tujuannya

Uni Eropa Terang-terangan Libatkan Negara Bekas Republik Soviet, Terkuak Tujuannya Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Brussels -

Uni Eropa mengumumkan peluncuran Misi Sipil Uni Eropa di Armenia (EUMA) pada Senin (23/1/2023). Tujuan yang dicanangkan dari proyek tersebut termasuk “normalisasi” di negara tersebut di tengah konflik berkepanjangan dengan negara tetangga Azerbaijan.

“Pembentukan Misi UE di Armenia meluncurkan fase baru dalam keterlibatan UE di Kaukasus Selatan,” kata Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, dalam sebuah pernyataan, dikutip RT.

Baca Juga: Ngeri, Isi Ultimatum Hungaria buat Negara-negara Uni Eropa Gak Bisa Diremehin!

Misi tersebut, yang didirikan sebagai tanggapan atas permintaan Armenia, akan memiliki mandat awal selama dua tahun dan mendirikan kantor pusat di negara tersebut.

Langkah ini membangun dan memperluas aktivitas blok sebelumnya di wilayah tersebut, yaitu proyek Kapasitas Pemantauan UE di Armenia (EUMCAP) di mana Brussel mengirim sekitar 40 pengamat sipil, menyusul bentrokan perbatasan yang mematikan antara Armenia dan Azerbaijan.

Armenia, bekas republik Soviet, adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) bersama dengan Rusia, Belarusia, Kazakstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Awal bulan ini, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan kembali bahwa Yerevan tetap menjadi “sekutu dekat” Rusia.

September lalu, ketegangan perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan kembali berkobar, dengan kedua negara saling menuduh memicu kekerasan setelah bentrokan yang merenggut nyawa puluhan tentara dari kedua belah pihak.

Pada saat itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan meminta bantuan militer dari CSTO, tetapi CSTO menolak mengirim pasukan, bersikeras bahwa situasi tersebut harus diselesaikan secara diplomatis.

Kedua negara secara historis berselisih tentang banyak masalah, dengan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh --de jure bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia-- menjadi titik utama pertikaian.

Pada tahun 2020, Armenia dan Azerbaijan berperang selama 44 hari atas wilayah tersebut, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan penyerahan beberapa wilayah ke Baku yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan yang didukung Armenia. Kesepakatan itu juga termasuk penempatan pasukan penjaga perdamaian Rusia ke daerah tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: