Berdiri di Samping Saudi, Pentolan Dewan Teluk Tepis Laporan Intelijen AS Atas Khashoggi
Dukungan atas sikap Arab Saudi terkait laporan intelijen Amerika Serikat (AS) tentang pembunuhan Jamal Khashoggi terus berdatangan. Kali ini dari Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan Uni Emirat Arab (UEA).
Sekretaris Jenderal GCC, Nayef al-Hajraf, menyatakan dukungannya atas pernyataan yang dibuat oleh Arab Saudi tentang laporan intelijen AS yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi. Demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh dewan yang berbasis di Riyadh itu.
Baca Juga: Intelijen AS: Peran MBS dalam Pembunuhan Khashoggi Semakin Terlihat
"Penilaian atas keterlibatan kepemimpinan Arab Saudi dalam pembunuhan Khashoggi tidak didasarkan pada bukti konklusif," kata al-Hajraf seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (28/2/2021).
Sekretaris Jenderal GCC itu menegaskan penghargaannya atas peran besar dan penting yang dimainkan Kerajaan Arab Saudi dalam meningkatkan perdamaian dan keamanan regional serta internasional. Ia juga memuji Arab Saudi atas perannya yang besar dalam memerangi terorisme dan mendukung upaya komunitas internasional untuk melakukan hal yang sama.
Pernyataan dukungan juga dikeluarkan oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Kantor berita UEA, WAM, pada hari Sabtu melaporkan jika negara itu membela posisi Arab Saudi.
"Kementerian luar negeri UEA menyatakan kepercayaan dan dukungannya terhadap putusan pengadilan Saudi, yang menegaskan komitmen kerajaan untuk menerapkan hukum secara transparan dan tidak memihak, dan meminta pertanggungjawaban semua yang terlibat dalam kasus ini," lapor WAM seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya pernyataan dukungan terhadap Arab Saudi juga datang dari Kuwait.
"Kuwait mendukung pernyataan yang dibuat oleh Arab Saudi tentang laporan intel Amerika Serikat terkait dengan kepemimpinan Kerajaan terkait pembunuhan mendiang Jamal Khashoggi," kata Kementerian Luar Negeri Kuwait pada Sabtu kemarin.
Pemerintahan Biden pada hari Jumat merilis laporan yang sebagian disunting yang telah ditahan oleh pemerintahan Trump dari publik. Laporan itu menuduh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah menyetujui operasi 2018 yang menyebabkan pembunuhan Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Laporan tersebut dibuat berdasarkan intelijen rahasia dari CIA dan lembaga lain setelah pembunuhan Khashoggi.
“Kami menilai bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi,” laporan itu menyimpulkan.
Pemerintah Arab Saudi, pada gilirannya, dalam sebuah pernyataan mengatakan sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah, dan tidak dapat diterima yang dibuat oleh AS.
"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah, dan tidak dapat diterima dalam laporan yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan, dan mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat," kata kementerian luar negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: