Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Cabai Makin Pedas, Sumbang Inflasi Februari

        Harga Cabai Makin Pedas, Sumbang Inflasi Februari Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Februari 2021 sebesar 0,10%. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,26%. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa inflasi Februari dipengaruhi enam kelompok pengeluaran masyarakat.

        Di antaranya adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,07%. Beberapa bahan makanan yang menyumbang inflasi pada periode ini adalah cabai rawit, ikan segar, dan beras.

        Baca Juga: Cabai Rawit Masih Sumbang Inflasi Februari?

        "Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi atau penurunan harga, di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, jeruk, cabai merah," kata Suhariyanto pada Senin (1/3/2021).

        Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,36% dengan andil 0,02%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah upah asisten rumah tangga sebesar 0,01%.

        Lainnya adalah kelompok transportasi sebesar 0,30% dengan andil 0,04%. Ada dua komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu tarif jalan tol sebesar 0,02% dan tarif angkutan udara sebesar 0,01%.

        "Mulai tanggal 17 Januari 2021, ada kenaikan di beberapa ruas jalan tol. Karena penerapaannya mulai 17 Januari 2021, rata-rata di Februari masih lebih tinggi karena waktu itu belum meng-cover kenaikan harga," jelasnya.

        Sementara itu, dari 90 kota IHK, 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12% dan inflasi terendah terjadi di Tasikmalaya dan Sumenep masing-masing sebesar 0,02%.

        Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar -1,55%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Malang dan Tarakan sebesar -0,01%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: