Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Tengah Bencana, Pos Indonesia Tetap Salurkan Bantuan Tunai

        Di Tengah Bencana, Pos Indonesia Tetap Salurkan Bantuan Tunai Kredit Foto: Pos Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pos Indonesia menyatakan komitmennya untuk membantu seluruh warga yang terdampak bencana. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, perseroan siap memberikan bantuan apapun untuk membantu para warga terdampak bencana.

        Kantor Pos Mamuju, misalnya, turut memberikan bantuan untuk meringankan beban warga. Bantuan itu berupa bantuan pangan nontunai dan sembako. Pelayanan diberikan melalui kantor pos dan kantor cabang pembantu. Meskipun ada beberapa kantor yang rusak juga akibat gempa, warga terdampak tetap mendapatkan bantuan secara maksimal.

        Baca Juga: Pos Indonesia Siap Salurkan Bantuan Kebencanaan

        "Kami tetap melakukan pelayanan dengan loket darurat. Banyak warga yang menerima kiriman dari luar seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian. Kami, kantor pos harus memastikan agar barang kiriman tersebut dapat tersampaikan kepada warga," kata Kepala Regional 10 Makasar, Istiqomah Syariah, pada beberapa waktu lalu.

        Kepala Regional 10 Makassar membawahi seluruh Kepala Kantor Pos seluruh Sulawesi dan Maluku. Selain fokus memberikan bantuan kepada warga terdampak, tugas dan tanggung jawab Kantor Pos Mamuju untuk menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) kepada keluarga penerima manfaat (KPM) juga tidak tertinggal. Kebetulan, tidak sedikit juga KPM yang terdampak gempa.

        BST merupakan program bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) berupa uang tunai senilai Rp300 ribu per KPM. Pos Indonesia mendapatkan amanah untuk menyalurkan BST ke seluruh wilayah Indonesia. Menurut Tika, ada 11.888 KPM yang mendapatkan alokasi BST di wilayah Mamuju. Sementara itu, terdapat 9.719 KPM yang terkena dampak gempa. Dalam pelaksanannya, Kantor Pos Mamuju menghadapi tantangan besar untuk menyalurkan BST.

        Sebab, tidak sedikit para KPM yang mengungsi ke wilayah pegunungan. Untuk mempermudah penyaluran BST, Pos Indonesia bekerja sama dengan aparat setempat. "Mereka (KPM) menyebar mencari tempat aman. Jadi, kami bekerja sama dengan aparat setempat untuk mencari mereka dan kasih pemberitahuan melalui aparat untuk mengambil BST ke posko terdekat," kata Tika.

        Tantangan yang dihadapi bukan hanya itu saja. Kantor Pos Mamuju juga harus memperhatikan protokol kesehatan (prokes) dalam penyaluran BST. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa meningkatkan kasus Covid-19.

        Untuk mengantisipasinya, pihaknya melakukan penjadwalan dan melakukan penyebaran undangan agar para KPM datang tertib. Para KPM yang datang tidak pada waktunya diminta untuk kembali sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sementara, KPM yang tidak menggunakan APD masker diminta supaya menggunakan masker dan bisa dilayani penyerahan BST-nya.

        "Pembayaran antrean juga harus menjaga jarak dan ada hand sanitizer. Kami juga bekerja sama dengan komunitas untuk proses penyaluran," ujar Tika.

        Sementara untuk melayani penyandang disabilitas dan lanjut usia, pihak Kantor Pos Mamuju akan mengantarkan langsung ke rumah KPM. Kantor Pos Mamuju merupakan bagian dari Regional X. Regional X terdiri dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku.

        Dalam penyaluran BST, Pos Indonesia membaginya ke wilayah klaster dan nonklaster. Menurut Tika, nonklaster merupakan wilayah yang masih mudah terjangkau, terutama melalui kendaraan darat. Untuk klaster, merupakan wilayah yang sulit dijangkau. "Klaster 3, lokasinya terjauh, terdalam, dan tersulit. Wilayahnya pegunungan dan bukit," katanya.

        Akses jalan ke sana biasanya berlumpur dan harus menyeberang pulau. Faktor cuaca menjadi penentu kesuksesan penyaluran BST. "Cuaca sangat berpengaruh besar. Kalau cuaca tidak bagus, kami tidak bisa nyeberang ke pulau-pulau," ujarnya.

        Wilayah paling sulit menurut Tika ialah Sulawesi Tenggara, Ambon, dan beberapa pulau. Namun demikian, penyaluran BST dipastikan selalu dilakukan dengan maksimal. "Selama ini, penundaan sangat kecil karena tim kami banyak cara untuk menyalurkannya. Misalnya, ada gempa, kami harus mengalihkan lokasi pembayarannya. Yang tadinya di kelurahan, misalnya rusak karena gempa, dialihkan ke lapangan menggunakan tenda," ucapnya.

        Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menambahkan bahwa pihaknya mengajak perusahaan BUMN lainnya untuk bersama-sama turun membantu meringankan beban warga terdampak bencana. "Kami juga mengajak teman-teman BUMN lainnya untuk sama-sama berpartisipasi membantu para warga yang terdampak," kata Faizal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: