Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Produk Disabilitas Jabar Layak Ekspor, Tapi...

        Produk Disabilitas Jabar Layak Ekspor, Tapi... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sejumlah produk hasil karya warga disabilitas Jawa Barat diyakini bisa menembus pasar ekspor manca negara. Pasalnya, mereka memiliki keterampilan yang baik terutama jika diberi bimbingan dan pelatihan. 

        Namun, produk hasil karya mereka belum banyak yang terserap karena minimnya pembeli. Padahal, volume produksi warga disabilitas itu sudah cukup banyak. Baca Juga: Mantap! Eks Plt Gubernur DKI Akan Didik Disabilitas Jadi Birokrat Andal

        Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar mengatakan, Mereka diberi pelatihan keterampilan maupun pendidikan lainnya terkait kewirausahaan selama sekitar delapan bulan dalam setiap angkatannya. Sampai saat ini, pihaknya membina sedikitnya 100 penyandang disabilitas dari berbagai jenis dalam setiap tahunnya. 

        "Kami fokus membina mereka berwirausaha. Mereka belajar banyak keterampilan," kata Dodo kepada wartawan di Bandung, Rabu (3/3/2021).

        Dodo mengungkapkan sejumlah produk hasil warga berkebutuhan khusus itu seperti batik, gelas bermotif, dan sajadah. Tak hanya itu, pihaknya juga memberi pelatihan keterampilan lainnya seperti pijat hingga memasak agar mereka ahli dalam membuat makanan yang nantinya diperjualbelikan.

        Baca Juga: Keren! Pemuda Penyandang Disabilitas Jadi Staf di Kantor Bupati

        Namun, dia mengakui pihaknya belum maksimal dalam memasarkan produk hasil karya binaannya tersebut.

        "Setiap warga disabilitas dapat dua jenis keterampilan, sesuai dengan minat dan bakatnya," ujarnya.

        Dodo berharap melalui pelatihan ini warga disabilitas menjadi pribadi yang mandiri dan selalu semangat serta memiliki motivasi yang lebih. "Jadi tidak menjadi beban untuk keluarga dan orang lain," ujarnya

        Saat ini, lanjut Dodo warga disabilitas masih terkesan menjadi objek pemberian bantuan. 

        "Jadi bagaimana kita bisa memberikan akses supaya mereka lebih maju. Kita harus mendorong, memberi dukungan agar penyandang disabilitas bisa lebih baik lagi," katanya.

        Adapun, Kepala UPTD Panti Sosial Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh Dinas Sosial Jawa Barat, Ferrus Syamach menyebutkan warga disabilitas dinilai produktif. Mereka bisa memproduksi 20-30 batik per hari. 

        Dia berharap adanya pihak-pihak yang mau menyerap hasil karya warga disabilitas. Bahkan, menurutnya tidak berlebihan jika setiap pegawai negara seperti ASN membeli produk mereka sebagai bentuk keberpihakan. 

        "Untuk menolong disabilitas, mereka juga punya hak. Bukan untuk mematikan UMKM lain," ujarnya.

        Ferrus menambahkan, warga disabilitas lebih cocok diberi pelatihan keterampilan dibanding dipekerjakan. Dengan harapan, kelak mereka akan menjalankan usahanya sendiri sehingga memiliki kemandirian ekonomi.

        Pasalnya, menurut Ferrus warga berkebutuhan khusus ini tidak pernah bertahan lama jika menjadi pekerja.

        "Dengan berwirausaha, kami berharap bisa bertahan lama," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: