Mantan Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Soni Sumarsono berusaha agar Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) yang dia pimpin, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk menghasilkan calon abdi negara yang profesional.
Selain itu, dia juga akan membuka kesempatan kepada kaum disabilitas untuk dididik menjadi calon abdi negara yang mumpuni.
Baca Juga: BPBD Jakarta: Waspada Cuaca Ekstrem hingga 2 Februari 2021!
“Saya akan membuka lebar-lebar kampus STIPAN menjadi kampus yang terbuka dan bisa bekerja sama dengan semua pihak yang berkomitmen kepada upaya menciptakan aparatur pemerintahan, abdi masyarakat yang mempunyai skill, profesional dan berorientasi kepada pelayanan publik,” kata Soni Sumarsono usai pelantikan pejabat struktural STIPAN, di Kampus Lenteng Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 31 Januari 2021.
Prosesi pelantikan pejabat struktural dilakukan Ketua Yayasan Pendidikan Abdi Negara Nusantara (YPAN) Indra Djati Sidi. Soni Sumarsono menjadi Ketua STIPAN sejak 17 Januari 2021 lalu setelah pernah menjabat Dirjen Otda Kemendagri, Penjabat Gubernur Sulawesi Utara 2015-2016, Plt Gubernur DKI Jakarta 2016-2017, dan Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan 2018.
Menurut Soni Sumarsono, STIPAN akan merancang sebuah program yang memungkinkan penyandang disabilitas dapat mengenyam pendidikan bidang pemerintahan-abdi masyarakat di lembaga yang dia pimpin tersebut.
“Kami akan mengajak sejumlah pihak, siapa pun tanpa kecuali untuk ikut berkontribusi dalam program ini. Sehingga nantinya penyandang disabilitas juga dapat belajar di sini. Kemudian bila telah lulus bisa mengabdikan diri dalam jajaran abdi negara di pemerintahan,” ungkap Soni.
Selain itu, lembaga pendidikan yang dia pimpin akan melakukan lompatan dalam sistem manajemen dan perkuliahannya. Di antaranya membangun jaringan Teknologi Informasi yang mumpuni sehingga sistem pendidikannya bisa mengikuti perkembangan zaman, misalnya menciptakan STIPAN Channel, lalu menciptakan sistem perkuliahan yang memungkinan dilaksanakan secara daring.
Ketua YPAN Indra Jati Sidi optimis di bawah kepemimpinan Soni Sumarsono, STIPAN bisa semakin berkembang, dapat mengikuti perubahan serba cepat di zaman digital ini, kondisi yang berbeda dengan 10 tahun lalu.
Indra Djati menjelaskan, STIPAN berbeda dengan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dibiayai negara. Ini adalah kampus swasta yang pembiayaannya mandiri, bersumberkan dari mahasiswa dan pengabdian masyarakat serta berbagai jaringan masyarakat.
“Selama ini kami bekerja sama dengan Pemda-pemda yang mengirimkan sejumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa untuk dididik menjadi aparatur pemerintah yang mempunyai skil dan profesional,” jelas Indra Djati Sidi.
Saat ini ada sebanyak 400-an mahasiswa yang berkuliah di STIPAN. Dari jumlah itu, cukup banyak mahasiswa asal Papua yang mendapatkan beasiswa dibiayai oleh Pemda-pemda di Papua.
Adapun STIPAN sudah melahirkan 13 angkatan lulusan. Semua lulusannya sudah tersebar ke sejumlah daerah di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: