Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Jabar: Kang Emil Tak Akan Terjebak Gumaman Halusinasi Gerombolan Liar

        Demokrat Jabar: Kang Emil Tak Akan Terjebak Gumaman Halusinasi Gerombolan Liar Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Jabar Ridwan Kamil tiba-tiba masuk dalam pusaran polemik Partai Demokrat. Ridwan Kamil dijagokan sebagai salah satu kandidat ketua umum (ketum) Partai Demokrat.

        Perlu diketahui, Ridwan Kamil diwacanakan akan menjadi salah satu kandidat ketum melalui kongres luar biasa (KLB) yang bakal digelar para pendiri Partai Demokrat untuk menggantikan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

        Baca Juga: Gegara Megawati, SBY Gak Berani Dirikan Partai Demokrat

        Menurut Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar, Asep Wahyuwijaya, Ridwan Kamil tidak mungkin mau masuk dalam pusaran polemik itu. Bahkan, Asep menganggap, para politisi yang mengeklaim dirinya sebagai pendiri Partai Demokrat itu kini makin kerasukan.

        "Kalau saya secara pribadi, yakin seyakin-yakinnya bahwa tidak mungkin Kang RK mau masuk ke dalam pusaran tetabuhan para politisi liar itu. Kenapa mereka jadi makin kerasukan saja ya?" ujar Asep kepada wartawan, Rabu (2/3/2021).

        Asep menjelaskan, ia yakin itu didasari pernyataan Ridwan Kamil sendiri yang mengaku menolak sejumlah tawaran untuk memimpin partai di Jabar, beberapa waktu lalu. Dengan begitu, kata Asep, Ridwan Kamil pun tidak mungkin mengambil posisi pimpinan di Partai Demokrat.

        "Saya dengar Kang RK (Ridwan Kamil) itu ditawarin jadi pimpinan partai di Jabar saja nggak mau, apalagi di fait accompli. Jadi, insyaallah, saya yakin Kang Emil tidak akan terjebak oleh gumaman halusinasi gerombolan liar itu," katanya.

        Asep mengatakan, klaim pendiri Partai Demokrat yang mengaku mengantongi 80 persen dukungan DPC sebagai hal yang mengada-ada. "Weleh, DPC dan DPD yang mana? Setahu saya semua Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia sudah berikrar dan solid bersama Ketum AHY dan jajarannya," kata Asep seraya mengatakan, jangan-jangan malah yang disampaikan adalah DPD yang abal-abal.

        Menurut Asep, dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan bahwa penyelenggaraan KLB wajib memenuhi syarat, yakni, adanya permohonan dari DPC dan DPD dalam jumlah tertentu serta mengharuskan adanya persetujuan majelis tinggi partai (MTP).

        "Pertanyaan saya, DPC dan DPD yang mana, lalu di mana juga posisi persetujuan MTP-nya. Ini bukan masalah dinasti atau bukan, ini masalah ketentuan internal partai yang sudah disahkan oleh negara melalui Kemenkum HAM," paparnya.

        Oleh karena itu, Asep menyebut mereka yang ngotot menggelar KLB bisa dipastikan merupakan gerombolan liar. Sebab, apa yang dilakukan di luar aturan minta yang sudah disahkan oleh negara. "Kenapa jadi gerombolan liar? Karena, ada problem mendasar lainnya yang menyangkut legitimasi penyelenggaranya," katanya.

        Menurutnya, bagaimana mungkin ada orang yang sudah dipecat sebagai kader dari partai yang sah dan diakui negara, tapi malah merasa berhak menyelenggarakan KLB. Sebelumnya, salah satu pendiri Partai Demokrat, Darmizal, mengungkapkan, sudah ada banyak nama yang diwacanakan untuk menggantikan AHY.

        Selain Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Darmizal juga mengatakan ada nama lain yang muncul, seperti Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Ketum Partai Emas Hasnaeni.

        "Beberapa nama muncul diwacanakan para kader pemilik suara, antara lain, Edhie Baskoro Yudhoyono, Ridwal Kamil Gubernur Jabar, Pak Isran Noor Gubernur Kaltim. Ada juga Hasnaeni yang sudah jadi ketum Partai Emas," kata Darmizal kepada wartawan, Senin (1/3) malam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: