Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sukses di Berbagai Lini Bisnis, Ini Strategi Crazy Rich Surabayan Tom Liwafa

        Sukses di Berbagai Lini Bisnis, Ini Strategi Crazy Rich Surabayan Tom Liwafa Kredit Foto: Instagram/tomliwafa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tom Liwafa adalah crazy rich Surabayan yang viral pada tahun 2019 karena membakar tas mewah senilai Rp50 juta. Lalu, ia membeli mobil Atta Halilintar seharga Rp3 miliar secara tunai. Ia juga dikenal hobi sedekah kepada orang yang membutuhkan.

        Dalam wawancara bersama Christina Lie dalam video YouTube bertajuk "STRATEGI Crazy Rich TOM LIWAFA MERAJAI PRODUK FASHION di RED OCEAN MARKET", Tom Liwafa dikenal dengan memiliki brand Handmadeshoesby & Delvationstore.

        Ia sukses membangun kerajaan bisnis di bidang fesyen garmen seperti tas, pakaian wanita, sepatu, jam  tangan dan lain sebagainya. Bahkan, setiap hari produksinya mencapai 6.000-7.000 pcs per hari yang ia sebar ke berbagai UMKM di daerah Mojokerto, Tanggulangin, Bojonegoro, Nganjuk dan Lamongan.

        Baca Juga: Crazy Rich Indonesia Diprediksi Bakal Lampaui China, Mayoritas Anak Muda, Benarkah?

        Padahal sebelum sukses, Tom Liwafa sempat tinggal di kost sempit berukuran 2x2 dan pernah keliling berjualan stiker di Surabaya.

        Setelah itu, Tom Liwafa mengenal wanita bernama Delta Hesti yang kini menjadi istrinya. Mereka pun menyewa toko kecil di sebuah gang dengan membuat bisnis clothing. Delta Hesti sendiri pernah menjadi penjaga toko.

        Kini, Tom Liwafa dan istri telah menjadi pengusaha muda di 12 lini usaha bisnis, mulai dari fashion, food and beverage hingga entertainment. Ia juga memiliki lebih dari 1.500 karyawan yang bergabung di berbagai sektor usaha. Saat ini, Tom Liwafa baru membuka lini bisnis kuliner baru yakni sei sapi. Dalam memulai sei sapi ini, Tom mengaku bosan berbisnis fashioan, karena itu ia terjun ke bisnis kuliner.

        Awal mula Tom Liwafa berbisnis itu dari berjualan stiker di sekitar Surabaya hingga akhirnya ia memilih Jakarta sebagai target pasar berikutnya. Modal bisnisnya pun dari kantong pribadi, Tom tidak pernah mau berutang.

        Tom Liwafa memulai bisnis bersama istrinya, Delta Hesti, dari sebelum menikah. Tom bertemu Hesti di sebuah konser metal dan tertarik karena Hesti justru memakai pakaian bunga-bunga. Setelah kenal, ternyata Hesti bukan orang berada. Ayahnya pemulung, ibunya pembantu dan mereka tinggal di kosan kecil hanya berukuran 3x3 meter. Terlebih, Hesti hanya lulusan SD.

        Namun, Tom melihat potensi dalam diri Hesti, karena itulah ia menikahinya dan membantu Hesti agar bisa terus mengupgrade diri dan potensinya. Setelah itu, Tom membantu Hesti bekerja menjadi sales retail di perusahaan internasional. Namun, perusahaan itu pun bangkrut hingga Hesti kebingungan dan menangis. Dari situlah Tom Liwafa dan Hesti mulai berbisnis Delvationstore.

        Awalnya, Hesti merasa berat saat harus berbisnis karena ia masih down usai dipecat karena perusahaan bangkrut. Lalu, Tom pun meminta teman-temannya untuk membeli produk yang dijual Hesti. Setelah produk yang Hesti jual laku, Hesti pun akhirnya semangat dalam berbisnis dan bisa sukses hingga sekarang.

        Saat pandemi melanda, Tom mengaku bisnis offline store nya hancur karena tak ada yang beli. Namun, untunglah bisnis tersebut bisa berlanjut secara online. Selain itu juga berkat Tom mengalihkan penjualan dengan memproduksi masker yang laku terjual 7,8 juta pcs.

        Adapun bisnis Tom Liwafa yang saat ini tengah berjalan yakni sebanyak 7 lini bisnis. April tahun 2020 kemarin, Tom sempat kedatangan koper tiga kontainer untuk dijual olehnya. Namun, pandemi melanda, dan tidak ada yang membeli koper. Meski kini geliat bisnis sudah terlihat, koper-koper tersebut akhirnya laku terjual. Namun, Tom tidak mengambil untung.

        Lebih lanjut, Tom menunjukkan bahwa dirinya berani mengambil risiko. Sebagaimana waktu itu, Tom pernah membeli kain senilai Rp2 miliar yang merupakan separuh dari hartanya. Namun, kain tersebut ternyata salah beli. 

        "Gue kalo lagi sedih, gue habiskan satu hari untuk meluapkan kesedihan gue, lalu habis itu gue bangkit," ujar Tom. "Simpel aja sih, gue kalo sedih tinggal peluk bini (istri) gue," tambahnya.

        Dalam segi kepimimpinan yang memiliki ribuan karyawan, Tom adalah sosok yang tegas. Jika ada komplain dari customer, Tom tidak segan-segan mengeluarkan SP1 kepada karyawan. Bahkan, Tom akan upload ke Instastory dan tag semua karyawan yang bersalah. Tetapi, setalah 'marah-marah', Tom akan datang ke kantor atau cabang bisnis itu dan membagikan uang ke karyawannya.

        Sementara itu, selama pandemi, dalam menjalani bisnis sei sapi, Tom tidak akan menyarankan untuk makan di tempat. Meski cabang sei sapi tersebut dekat dengan rumahnya, Tom akan tetap meminta karyawannya mengantar ke rumah agar orang-orang juga tergerak untuk membeli secara delivery.

        Dalam berbisnis, semua ide bisnis Tom Liwafa datang dari dirinya sendiri. Inspirasinya pun ia mengatakan datang dari buku, jurnal dan bisa juga datang dari sahabat-sahabatnya. Bagi Tom, sahabat-sahabatnya adalah mentor tak terlihat. Tom mengaku ia tak pernah terlalu mengidolakan seseorang.

        Tom juga selalu memegang integritas yang ada di dalam dirinya. Termasuk menjunjung tinggi persahabatan, dan tentunya bekerja keras. Lebih lanjut, Tom membagikan tips dalam membangun networking. Menurutnya, membangun networking itu tak harus mendatangi setiap orang, datangilah orang yang paling berpengaruh.

        Tom Liwafa beserta bisnisnya telah merajai produk fashion melalui Red Ocean Strategy Market. Dalam berbisnis fashion, Tom mengaku harus terus update. Adapun segmentasi bisnis fashion Tom yang paling banyak berada di kisaran anak kuliah. Meski Tom juga menjual fashion dari berbagai segmen usia.

        Selain itu, Tom juga memastikan produk fashionnya diproduksi secara cepat agar tidak ketinggalan zaman. Sebagai contoh jaket bomber, Tom akan membuat jaket tersebut sesuai style brand-nya, dan dalam dua hari akan langsung menjual ribuan pcs.

        Dalam menjalani bisnis fashion, Tom mengungkap penting untuk melakukan personal branding. Pasalnya, ketika seseorang sudah ahli di suatu bidang maka akan lebih mudah dipercaya oleh orang lain. Tom sendiri sangat memegang prinsip "tekor tapi tersohor", ia pun rela royalty, loyalty dan respect kepada orang lain meski ia harus tekor mentraktir banyak orang.

        Lebih lanjut, Tom mengatakan adab dalam membangun networking yaitu, "Jangan ngomong banyak jika belum ditanya,"

        Selanjutnya, Tom membagikan tips dalam melakukan Research and Development agar setiap kali mengembangkan produk tidak boncos yaitu pemilik bisnis harus mengetahui segala hal dalam bisnisnya. Jangan mau hanya terima beres, karena bisa saja ditipu orang.

        Jika ingin memulai bisnis tetapi tidak mempunyai modal, dekatilah orang-orang yang memiliki modal. Karena jika memang ide yang ditawarkan menarik, mereka akan tertarik untuk berinvestasi.

        Adapun tips bagi pebisnis agar bisa kuat bertahan di tengah pandemi yaitu beradaptasi, tetap bangun networking dan jangan takut mencoba hal baru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: