Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lawan Kubu Moeldoko, Demokrat Kubu AHY Ajak Kader Pasang Foto Ini

        Lawan Kubu Moeldoko, Demokrat Kubu AHY Ajak Kader Pasang Foto Ini Kredit Foto: Instagram/Agus Harimurti Yudhoyono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kekisruhan masih merundung Partai Demokrat. Perlawanan terus dilakukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dkk terhadap kelompok Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum.

        Tidak hanya gugatan secara hukum, DPP Partai Demokrat juga mengajak para kader untuk menggunakan menggunakan foto diri dengan tulisan "Saya Bersama AHY, Tolak KLB Palsu" dengan latar belakang foto berwarna biru.

        Baca Juga: Koar-koar Demokrat Kubu Moeldoko Laporin Andi Mallarangeng, Polisi Bilang Begini Tuh!

        "Semangat pagi sahabat Demokrat, yuk ganti profile picture di sejumlah platform sosial media yang kita punya, dengan gambar dari tautan di bawah, untuk menolak KLB Palsu yang telah merusak demokrasi di Indonesia," tulis akun Twitter resmi Partai Demokrat, @PDemokrat, Sabtu (13/3/2021).

        Ajakan Partai Demokrat langsung direspons oleh para kader partai berlambang mercy itu dengan memosting profice picture di kolom komentar cuitan akun Twitter Partai Demokrat.

        Seperti diketahui, konflik Partai Demokrat yang dpimpin AHY dengan sekelompok mantan kader senior Demokrat yang menggelar KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret lalu terus meruncing. Aksi saling lapor dan gugat dilakukan kedua pihak.

        Baca Juga: Ini Kata-kata yang Bikin Andi Mallarangeng Dipolisikan Demokrat Kubu Moeldoko

        Teranyar, AHY dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh kubu Demokrat versi Moeldoko pada Jumat, 12 Maret 2021 atas dugaan memalsukan akta pendirian Partai Demokrat. Kubu yang melaporkan AHY yakni Damrizal, Ahmad Yahya, Yus Sudarso, Syofwatillah Mohzaib, hingga Franky Awom. Mereka memberikan kuasa pelaporan kepada Rusdiansyah selaku kuasa hukumnya.

        "Jadi kita hari ini akan melaporkan saudara AHY diduga kuat melakukan pemalsuan akta otentik pendirian Partai Demokrat," kata Rusdiansyah di Bareskrim Polri.

        Menurut Rusdiansyah, AHY diduga mengubah Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat di luar kongres pada 2020, dengan memasukkan nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai the founding fathers atau pendiri partai.

        "Sementara (akta) pendirian Partai Demokrat tahun 2001, tidak ada nama Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pendiri Partai Demokrat. Jadi tidak benar SBY sebagai the founding fathers Partai Demokrat," jelas dia.

        Baca Juga: Nyesek! Politikus Demokrat: SBY Menyakiti Hati Kader yang Telah Berdarah-Darah

        Dalam pelaporannya, ia membawa sejumlah barang bukti berupa akta otentik pendirian Partai Demokrat Tahun 2001, AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020, dan Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Tahun 2020.

        "Kita menduga kuat ini dilakukan AHY untuk merubah sejarah Partai Demokrat, bahwa yang mendirikan partai adalah SBY. Fakta hukum mengatakan di akta pendirian Partai Demokrat tidak ada nama Susilo Bambang Yudhoyono," ujarnya.

        Selain itu, tim hukum Partai Demokrat versi Moeldoko juga melaporkan Andi Mallarangeng ke Polda Metro Jaya. Meski demikian, laporan tersebut belum diterima secara resmi oleh polisi lantaran belum lengkap sesuai standar operasional prosedur (SOP) penanganan UU ITE.

        Koordinator Tim Hukum DPP Demokrat versi Moeldoko, Razman Arif Nasution, mengatakan Andi Mallarangeng dilaporkan atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik Moeldoko.

        "Jadi yang kami laporkan adalah saudara Andi Mallarangeng karena beliau ini sebagai Sekretaris Majelis Tinggi Partai telah patut diduga melakukan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik kepada Pak Moeldoko," ujar Razman di SPKT Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/3/2021).

        Baca Juga: Lawan Kubu Moeldoko, Demokrat Kubu AHY Ajak Kader Pasang Foto Ini

        Razman lalu membeberkan bukti pernyataan Andi di media yang diduga menghina Moeldoko. Pernyataan tersebut tentang Moeldoko pernah meminta dukungan Jusuf Kalla untuk menjadi Ketua Umum Golkar. Pernyataan Andi itu didasarkan pada tulisan Hamid Awaluddin.

        "Dalam link ini (disebut) 'Sebelum ke Demokrat, Moeldoko Pernah Minta Dukungan Jusuf Kalla untuk Jadi Ketum Golkar.' Di sini disebut 'KSP Moeldoko memiliki keinginan yang kuat untuk ke kekuasaan.' Andi Mallarangeng menyatakan dalam (acara) Satu Meja The Forum Kompas TV. Pak Moeldoko itu (disebut) memang dari dulu cari-cari kesempatan untuk masuk dalam politik dengan segala macam kata Andi Mallarangeng," ungkap Razman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: