Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manfaatkan Instagram, Neo-Nazi Coba Rekrut Para Kamerad Muda

        Manfaatkan Instagram, Neo-Nazi Coba Rekrut Para Kamerad Muda Kredit Foto: AFP/Kenzo Tribouillard
        Warta Ekonomi, London -

        Situs media sosial (medsos) berbagi foto populer, Instagram, dilaporkan telah menjadi situs untuk merekrut kaum muda ke dalam kelompok sayap kanan.

        Hal ini diungkapkan laporan tahunan terbaru "State of Hate" yang dirilis hari ini waktu setempat.

        Baca Juga: Sukses Lindungi Ribuan Yahudi dari Nazi, Desa Kecil Ini Dapat Warisan Miliaran Rupiah

        Instagram sekarang bukan hanya situs penjelajahan medsos untuk melihat makanan atau olahraga apa yang dilakukan teman Anda. Namun neo-Nazi menggunakan platform populer untuk merekrut remaja.

        Kelompok kampanye Hope Not Hate mengatakan, situs tersebut telah menjadi pusat untuk merekrut kaum muda ke kelompok sayap kanan.

        Organisasi anit-rasisme ini mengatakan platform yang digerakkan oleh rekomendasi Instagram dan fokus pada media visual membuatnya ideal untuk menyebarkan propaganda.

        “Meskipun kami terus memperingatkan tentang platform khusus seperti Telegram, tempat perekrutan subur untuk neo-Nazi muda adalah Instagram - moderasi yang tidak memadai dan rekomendasi algoritme yang mengkhawatirkan adalah masalah perlindungan anak yang menuntut tindakan segera dari platform,” terang Kepala Eksekutif Nick Lowels.

        Kelompok tersebut telah mengidentifikasi dua kelompok sayap kanan yang aktif di Inggris, yakni The British Hand dan National Partisan Movement, yang telah menggunakan situs tersebut untuk merekrut anggota.

        Dua kelompok sayap kanan itu juga menggunakan aplikasi perpesanan lain, seperti Telegram, untuk berkomunikasi satu sama lain.

        Laporan ini juga menyebutkan jika pandemi virus corona telah mempercepat perpindahan kelompok sayap kanan di Inggris dari jalanan ke online.

        "Penguncian telah berdampak besar pada setiap bagian dari masyarakat kita dan tidak kurang kasus di sayap kanan. Organisasi tradisional sudah menurun tetapi penguncian memperburuk ketidakaktifan mereka," terangnya.

        "Kelompok sayap kanan Inggris sekarang dipimpin secara digital dan mencerminkan budaya online - struktur tradisional telah digantikan oleh platform media sosial, pemberi pengaruh dan 'jurnalis warga' yang menciptakan radikalisasi peer-to-peer dan komunitas global yang bersedia mengumpulkan sumber mikro ' sumbangan waktu dan tenaga,” lanjutnya.

        "Organisasi dan kolektif baru yang muncul memahami bagaimana beroperasi dalam lingkungan yang terdesentralisasi dan mandiri ini,” ujarnya.

        "Kami telah melihat banyak hukuman teror sayap kanan selama setahun terakhir, dan setengahnya adalah remaja,” tambahnya.

        Terkait hal ini, juru bicara perusahaan Facebook mengatakan pihaknya tidak ingin ada kebencian di platform Facebook dan telah menghapus sejumlah akun milik The British Hand dan National Partisan Movement sebelum laporan ini dipublikasikan.

        "Kami telah melarang lebih dari 250 organisasi supremasi kulit putih dari Facebook dan Instagram, dan akan terus menghapus konten yang memuji, mendukung, atau mewakili grup ini. Itu termasuk konten yang mengandung swastika dan simbol kebencian lainnya,” ungkapnya.

        "Tahun lalu, kami menghapus hampir 1 juta konten yang terkait dengan organisasi pembenci dari Instagram dan kami selalu berinvestasi dalam teknologi untuk menemukan dan menghapusnya lebih cepat,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: