Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tambak Milenial Jepara Berhasil Lakukan Panen Parsial Pertama

        Tambak Milenial Jepara Berhasil Lakukan Panen Parsial Pertama Kredit Foto: KKP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), fokus pada salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yakni udang dalam rangka menggenjot nilai ekspor udang sebesar 250 persen pada tahun 2024. Dalam mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong penyebarluasan penerapan konsep tambak milenial atau Milenial Shrimp Farming (MSF) yang melibatkan kaum milenial seperti yang dibangun di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

        Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan dalam keterangannya, tambak milenial di Jepara dengan jumlah kolam 29 unit dengan diameter 20 m tersebut berhasil panen parsial pertama dengan masa pemeliharaan 67 hari, size 70-80 sebanyak sekitar 4,3-4,5 ton. Adapun keunggulan dari tambak milenial tersebut adalah tetap memperhitungkan keberlanjutan lingkungan.

        Baca Juga: Nggak Main-Main, Menteri KKP Minta Anak Buahnya Entaskan Persoalan Ekspor Perikanan

        "Salah satu program unggulan kami dalam rangka mendongkrak peningkatan produksi udang mulai menampakkan hasil, salah satunya tambak milenial yang berada di Jepara, sudah mulai panen perdana secara parsial. Sesuai dengan namanya, kami mengajak kaum milenial untuk berbudi daya ikan," ujar Dirjen Slamet.

        Upaya ini dilakukan sejalan dengan program Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yakni pengembangan perikanan budi daya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat dan tambak milenial merupakan salah satu program yang dinilai dapat menjadi daya tarik bagi generasi milenial untuk dapat ikut serta dalam pembangunan ekonomi, seperti dalam industri udang nasional.

        "Tambak milenial ini telah mengakomodasi penggunaan teknologi 4.0 dalam sistem operasionalnya sehingga diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam meningkatkan produktivitas udang nasional yang berkelanjutan," tambah Slamet.

        Adapun dari program ini, Slamet menargetkan dapat mencetak tenaga-tenaga milenial untuk menjadi pelaku utama budi daya udang yang profesional. Saat ini, BBPBAP Jepara sudah mendidik 28 teknisi yang terdiri dari 8 perempuan dan 20 laki-laki yang merupakan lulusan sarjana dari perguruan tinggi terkemuka untuk siap terjun menjadi teknisi tambak maupun pengusaha tambak. "Kami mengharapkan lahir para generasi muda yang mau terjun ke budi daya ikan sehingga produktivitas perikanan nasional terus ditingkatkan," tegasnya.

        Pasalnya, lanjut Slamet lagi, Gerakan Milenial Bertambak diharapkan, pertama, mampu menggerakkan peningkatan produksi udang nasional dengan keterlibatan generasi milenial dan pemanfaatan inovasi teknologi akuakultur 4.0 untuk budi daya yang lebih smart, produktif, scalable, dan berkelanjutan. Kedua, menciptakan lapangan pekerjaan baru yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja.

        Ketiga, menerapkan inovasi teknologi budi daya udang dengan menggunakan kolam bundar yang berbasis teknologi digitalisasi 4.0. Keempat, mengikutsertakan generasi milenial (di bawah usia 35 tahun) untuk menjamin keberlanjutan program dari generasi ke generasi. Kelima, meningkatkan produktivitas lahan tambak.

        Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Sugeng Raharjo, menyebutkan BBPBAP Jepara siap mendukung pengembangan tambak milenial yang berkelanjutan dan tentunya selalu mempertimbangkan prinsip zerowaste dengan melibatkan para sarjana milenial yang nantinya bisa mengembangkan sendiri usaha tambak milenial.

        Adapun luas total lahan yang dialokasikan untuk MSF ini adalah kurang lebih 2,1 hektare dengan sekitar 1,45 hektare untuk lokasi bak bulat/bak pemeliharaan sebanyak 29 kolam; 0,2 hektare untuk Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL); 0,4 hektare untuk tandon air sumber. Selain itu, juga tersedia tersedia rumah jaga, saluran inlet dan outlet, rumah mesin, pompa, dan genset. Satu unit kolam bundar diameter 20 m ketinggian kolam 1,5 m dan ketinggian air kolam 1,3 m dengan kepadatan tebar 250 ekor/m2.

         Baca Juga: Perangi Illegal Fishing, KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Vietnam di Laut Natuna Utara

        Selain itu, menggunakan kolam bundar dengan pemanfaatan teknologi berbasis industri 4.0 dan digitalisasi (automatic feeder, water quality monitoring, bubble tube diffuser, paddle wheel) yang dilengkapi aplikasi budi daya berbasis data (smart farming).

        Di samping teknologi, pengelolaan usaha budi daya pun dilakukan dengan membentuk manajemen klaster dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang saat ini melibatkan 28 orang generasi milenial lulusan perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk dipersiapkan menjadi entrepreneur/wirausahawan baru perikanan budi daya.

        "Di sini, kami BBPBAP Jepara siap sebagai pendamping teknis. Dengan model mengembangan usaha budi daya udang seperti ini, diharapkan mampu melahirkan pembudi daya yang profesional dengan menggunakan unit bisnis corporate farming," ujar Sugeng.

        Atas capaian dari program percontohan ini di Jepara, Bupati Jepara, Dian Kristiandi, saat kunjungan ke BBPBAP Jepara beberapa waktu lalu mengajak masyarakat mengembangkan potensi kelautan dan perikanan. "Jepara dengan garis pantai sepanjang 83 kilometer sangat potensial untuk dikembangkan perikanan budi daya. Kita harus semangat kembangkan perikanan budi daya," ajaknya.

        Mengingat dengan adanya inovasi teknologi tambak milenial yang telah dikembangkan sangat luar biasa oleh BBPBAP Jepara, Bupati Dian mengajak kaum milenial sebagai generasi bangsa untuk terjun dan menekuni budi daya perikanan serta terlibat dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan produksi udang nasional.

        "Adanya keberhasilan program tambak milenial ini diharapkan mampu menjadi magnet para milenial terutama di Jepara untuk mengembangkan dan memulai berbudi daya ikan sehingga mampu meningkatkan perekonomian, baik daerah maupun nasional," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: