Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Guerrilla Marketing?

        Apa Itu Guerrilla Marketing? Kredit Foto: Unsplash/Carlos Muza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kata "gerilya" secara tertulis sarat dengan konotasi tertentu. Ini memunculkan gambaran tentang pertempuran dan konflik. Jika digabungkan dengan kata “pemasaran”, mungkin akan membuat banyak orang bertanya-tanya.

        Tapi, pemasaran gerilya bukanlah semacam bentuk komunikasi yang sifatnya agresif. Faktanya, ini adalah bentuk pemasaran masuk atau inbound marketing yang sangat tidak konvensional, karena dapat meningkatkan brand awareness di antara banyak audiens, tanpa mengganggu mereka.

        Baca Juga: Apa Itu Organic Linking?

        Karena menjadi sangat tidak konvensional, bagaimanapun juga, bentuk pemasaran ini bukanlah konsep yang paling mudah untuk dijelaskan. Pemasaran gerilya sering kali bisa dipahami dengan baik saat diamati secara langsung.

        Guerrilla Marketing, Strategi Pemasaran Yang "Tidak Biasa"

        Guerrilla Marketing atau pemasaran gerilya adalah strategi periklanan yang berfokus pada taktik pemasaran non-konvensional dengan biaya rendah yang bisa memberikan hasil maksimal.

        Awalnya, istilah ini diciptakan oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya di tahun 1984 yang berjudul 'Guerrilla Advertising'. Istilah pemasaran gerilya berasal dari taktik perang gerilya yang merupakan bentuk peperangan tidak teratur dan berkaitan dengan strategi atau taktik pertempuran kecil yang digunakan oleh warga sipil bersenjata. Banyak dari taktik ini diantaranya adalah penyergapan, sabotase, penggerebekan, dan elemen serbuan lainnya. Sama seperti perang gerilya, pemasaran gerilya juga menggunakan jenis taktik yang sama dalam industri pemasaran.

        Gaya periklanan alternatif ini sangat bergantung pada strategi pemasaran yang tidak konvensional, sehingga membutuhkan energi dan imajinasi yang tinggi. Guerrilla Marketing adalah tentang bagaimana caranya mengejutkan konsumen, membuat kesan yang tak terlupakan, dan menciptakan banyak “kebisingan” sosial. Pemasaran gerilya dikatakan dapat membuat kesan yang jauh lebih berharga dikalangan konsumen dibandingkan dengan bentuk periklanan dan pemasaran yang lebih tradisional. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa sebagian besar kampanye pemasaran gerilya bertujuan untuk “menyerang” konsumen pada tingkat yang lebih pribadi dan mudah diingat.

        Pemasaran gerilya seringkali ideal bagi para pelaku bisnis kecil yang perlu menjangkau khalayak yang luas tanpa menguras anggaran. Strategi ini juga digunakan oleh perusahaan besar dalam melakukan kampanye akar rumput untuk melengkapi kampanye media massa yang sedang berjalan. Banyak individu yang juga mengadopsi gaya pemasaran ini sebagai cara untuk mencari pekerjaan.

        Sejarah Perkembangan Guerrilla Marketing

        Periklanan sendiri sudah ada sejak tahun 4000 SM di mana orang Mesir kuno menggunakan papirus untuk membuat pesan penjualan berbentuk poster dinding. Apa yang kita anggap sebagai periklanan dan pemasaran tradisional secara perlahan berkembang selama berabad-abad, tetapi berkembang dengan pesat di awal 1900-an.

        Pada saat itulah muncul tujuan utama periklanan, yaitu untuk mendidik konsumen tentang produk atau layanan daripada hanya sekedar menghibur dan melibatkan mereka.

        Pada tahun 1960, kampanye periklanan berfokus pada pengeluaran iklan yang besar di berbagai saluran media massa seperti radio dan media cetak.

        Baru pada akhir 1980-an dan awal 1990-an televisi kabel mulai menggunakan pesan iklan. Pelopor yang paling berkesan selama ini adalah MTV di mana mereka bisa membuat konsumen untuk mendengarkan pesan iklan daripada menjadi produk sampingan dari acara unggulan.

        Pada tahun 1984, seorang pemasar bernama Jay Conrad Levinson memperkenalkan istilah formal dalam bukunya yang berjudul, "Guerrilla Marketing".

        Levinson memiliki latar belakang sebagai Senior Vice-President di J. Walter Thompson, Creative Director dan Anggota Dewan di Leo Burnett Advertising. Dalam buku Levinson, dia mengusulkan cara yang unik untuk mendekati dan memerangi bentuk periklanan tradisional. Tujuan pemasaran gerilya adalah menggunakan taktik yang tidak konvensional untuk beriklan dengan anggaran kecil. Saat itu, strategi pemasaran lewat radio, televisi, dan media cetak sedang meningkat, tetapi konsumen semakin Lelah dengan hal itu. Levinson akhirnya menyarankan bahwa kampanye pemasaran harus bisa mengejutkan konsumen, unik, kreatif, dan pintar. Itulah gunanya untuk membuat sebuah buzz atau “kebisingan”.

        Bisnis kecil harus mulai mengubah cara berpikir mereka dan melakukan pendekatan pemasaran dengan cara yang baru. Konsep pemasaran gerilya terus berkembang dan tumbuh secara organik.

        Strategi Pemasaran Yang Ramah Anggaran

        Apa yang benar-benar disukai pemasar tentang pemasaran gerilya adalah sifat biayanya yang cukup rendah. Investasi nyata di sini adalah investasi yang kreatif dan intelektual - namun implementasinya tidak harus mahal. Michael Brenner merangkumnya dengan baik dalam artikelnya tentang "konten gerilya", di mana ia membingkai gaya pemasaran ini dalam konteks yang sama seperti menggunakan kembali konten Anda yang ada, seperti mengambil segmen tertentu dari sebuah laporan, dan mengembangkan setiap segmen menjadi sebuah posting blog. Ini adalah investasi waktu, tetapi bukan uang, itu sendiri.

        Di satu sisi, pemasaran gerilya bekerja dengan mengubah tujuan lingkungan audiens Anda saat ini. Evaluasilah, dan cari tahu segmen mana yang dapat digunakan kembali untuk menyertakan merek Anda.

        Jenis-Jenis Guerrilla Marketing

        Guerrilla marketing dibagi menjadi beberapa sektor, meskipun dalam praktiknya perbedaannya menjadi agak bias. Pemasaran gerliya biasanya bisa diklasifikasikan menjadi empat, yaitu pemasaran ambien, pemasaran penyergapan, pemasaran sensasi, dan pemasaran viral.

        Ambient Marketing

        Ambient Marketing menggambarkan promosi produk yang dapat mengejutkan konsumen dan dapat menjangkau konsumen dalam lingkungan sehari-hari. Metode ini adalah tentang bagaimana cara penyebaran iklan outdoor yang tidak biasa di ruang publik. Jadi, ambient marketing mencakup periklanan yang inovatif di bandara, di bus dan kereta api, atau di restoran. Iklan di lokasi umum lainnya juga sangat memungkinkan, misalnya, muncul di tatakan gelas restoran, kartu ucapan, atau bahkan kursi toilet di sebuah café atau restoran.

        Ambush Marketing

        Ambush marketing atau juga dikenal sebagai pemasaran peniru, bisa terjadi ketika publisitas dan perhatian seputar topik atau peristiwa tertentu digunakan untuk menyoroti brand Anda sendiri. Teknik ini sering digunakan saat terjadi peristiwa berskala besar untuk memberikan gambaran yang menguntungkan bagi brand Anda sendiri.

        Dapat dipahami bahwa ambush marketing bisa menjadi sangat kontroversial, mengingat jenis iklan ini diasosiasikan sering memanfaatkan kesempatan saat terjadi suatu peristiwa.

        Sensation Marketing

        Sensation marketing akan melibatkan tindakan yang tidak biasa dan dilakukan di suatu tempat, misalnya, di tempat penjualan produk tersebut. Tindakan pemasaran ini beroperasi sebagai promotor. Contoh sensation marketing adalah peragaan busana dadakan atau flash-mob di zona pejalan kaki, seperti yang sering dilakukan oleh sebuah brand ponsel Android.

        Viral Marketing

        Viral marketing juga bisa dikaitkan dengan pemasaran gerilya, karena idenya adalah dengan cepat menarik perhatian terbesar dalam kelompok sasaran Anda. Viral marketing bertujuan untuk menyebarkan konten secara viral ke seluruh populasi konsumen melalui rekomendasi pribadi, dari mulut ke mulut, atau sharing secara online melalui media sosial.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: