Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Google Earth Tunjukkan Dampak Jangka Panjang Perubahan Iklim

        Google Earth Tunjukkan Dampak Jangka Panjang Perubahan Iklim Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, California -

        Pengguna Google Earth sekarang bisa melihat efek mencolok dari perubahan iklim selama empat dekade terakhir. Fitur terbaru Google, Timelapse memberikan bukti visual tentang bagaimana Bumi telah berubah karena perubahan iklim dan perilaku manusia.

        Alat ini mengambil citra statis platform dan mengubahnya menjadi pengalaman 4D yang dinamis, memungkinkan pengguna untuk mengklik melalui timelapse yang menyoroti lapisan es yang mencair, gletser yang surut, pertumbuhan kota yang besar dan dampak kebakaran hutan pada pertanian.

        Baca Juga: Google Kawinkan Blockchain dengan Pembelajaran Mesin, Apa Hasilnya?

        Timelapse mengumpulkan 24 juta foto satelit yang diambil dari 1984 hingga 2020. Menurut Google, ini adalah sebuah upaya yang memakan waktu dua juta jam pemrosesan di ribuan mesin di Google Cloud.

        Untuk proyek tersebut, perusahaan bekerja sama dengan NASA, program Landsat Survei Geologi Amerika Serikat, program Copernicus Uni Eropa dan satelit Sentinelnya dan CREATE Lab dari Universitas Carnegie Mellon, yang membantu mengembangkan teknologi di belakang Timelapse.

        Dilansir dari Novinite, Selasa (20/4), untuk menjelajahi Timelapse di Google Earth, pengguna dapat mengetik lokasi apa pun ke dalam bilah pencarian untuk melihatnya bergerak. Google mengatakan menghapus elemen seperti awan dan bayangan dari gambar dan menghitung satu piksel untuk setiap lokasi di Bumi untuk setiap tahun sejak 1984, ultimatel menggabungkannya menjadi video timelapse.

        Fitur ini mungkin untuk melihat pantai Cape Cod yang perlahan bergeser ke selatan. Bisa juga melihat pertumbuhan pertanian di tengah gurun di Al Jowf, Arab Saudi dan pengembangan pantai Songdo, pantai buatan di Busan, Korea Selatan.

        “Bukti visual dapat memotong inti perdebatan dengan cara yang tidak bisa dilakukan kata-kata dan mengkomunikasikan masalah yang kompleks kepada semua orang,” kata Rebecca Moore, direktur Google Earth, dalam sebuah posting blog pada Kamis (15/4).

        Google juga membuat berbagai tur terpadu melalui Voyager, platform penceritaannya, seputar beberapa perubahan yang lebih luas yang terlihat pada citra. Perusahaan berharap pemerintah, peneliti, jurnalis, guru dan advokat akan menganalisis citra, tren identitas dan membagikan temuan mereka.

        “Kami mengundang siapa saja untuk menggunakan Timelapse sendiri dan membagikannya dengan orang lain-apakah Anda mengagumi perubahan garis pantai, mengikuti pertumbuhan kota besar atau melacak deforestasi,” kata Moore.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: