Benarkah PostgreSQL Usik Pasar Software Database Berbayar? Ternyata...
Perusahaan penyedia solusi teknologi informasi di Asia Tenggara yakni PostgreSQL menyatakan, bahwa banyak perusahaan besar telah banyak mengadopsi aplikasi berbasiskan Open Source, alih alih menggunakan yang proprietary. Hal ini dipicu salah satunya karena mulai banyak kesadaran perusahaan tersebut akan bahayanya Vendor Lock-in.
"Dalam mengimplementasikan teknologi berbasis Open Source tersebut, khususnya untuk Database Transactional, banyak industri menggunakan PostgreSQL. PostgreSQL mampu menangani transaksi dalam jumlah besar secara bersamaan (high concurrency and high performance transaction system), memiliki fitur fitur enterprise yang sangat dibutuhkan Industri seperti Parallel Query, Json Search and Index, mengakses database asing (Foreign Database), High Availability, Load Balancing, dan masih banyak lagi," tegas CEO Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang pada Warta Ekonomi di Surabaya, Selasa (27/4/2021).Baca Juga: Cegah Imported Case, RI Perketat Kedatangan WNI dari India
Di sektor perbankan misalnya Julyanto menyebutkan, tuntutan efisiensi dan intensitas persaingan yang semakin meningkat menyebabkan lembaga keuangan terus bergerak ke arah transformasi digital. Beberapa bank menginvestasikan dana mereka untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menggunakan Open Source. Tren global juga menunjukan bahwa perusahaan kelas dunia memanfaatkan Open Source PostgreSQL untuk sistem database-nya.
Indikator lain bahwa kekuatan Open Source semakin diperhitungkan adalah ketika software berbayar semakin terbuka untuk terintegrasi dengan Open Source. Sebut saja kehadiran software GoldenGate milik Oracle sebagai salah satu contohnya.
PostgreSQL tentu saja jadi incaran raksasa manufacture software, mengingat PostgreSQL merupakan RDBMS Open Source tercanggih di dunia, sudah banyak dipergunakan dikalangan industri bisnis terkemuka seperti perbankan dan telekomunikasi. PostgreSQL dikembangkan lebih dari 30 tahun oleh komunitas global yang terdiri dari ribuan pengguna, kontributor, perusahaan, dan organisasi.
“Sehingga tidak heran apabila banyak perusahaan berpindah ke PostgreSQL karena berbagai keunggulan yang ditawarkan seperti fitur berkelas Enterprise, integritas data yang mumpuni, serta memiliki kinerja tinggi dalam mengolah data transaksi yang massif,” ujarnya
masih kata Julyanto, penggunaan PostgreSQL lebih andal, stabilitas tinggi berkat arsitektur enterprise yang sudah teruji dalam industri, memiliki economic scale yang tinggi, tidak hanya dari biaya akuisisi dan operasi saja, namun juga Total Cost of Ownership (TCO) secara keseluruhan, termasuk hilangnya kerumitan perawatan, resiko support yang tidak memiliki kompetensi (PostgreSQL didukung secara profesional serta memiliki dukungan sumber daya ahli yang teruji), dan resiko lainnya yang dapat berakibat pada resiko bisnis.
Di luar semua keunggulan itu, yang jauh tak kalah pentingnya dari penggunaan software Open Source menurut Julyanto adalah kemandirian. Ia mengatakan, dengan menggunakan Open Source, kitalah pemilik dari software tersebut, tidak ada ketergantungan terhadap entitas lain, tidak ada paksaan maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan.
"Dengan kata lain, software Open Source telah memberikan kebebasan, pilihan, keterbukaan, kemerdekaan, tanpa ada ketergantungan terhadap vendor. Apalagi, saat ini Open Source mulai banyak menjadi solusi alternatif di banyak infrastruktur teknologi informasi dan memberikan penghematan biaya lebih baik, secara terhitung maupun yang tidak terhitung," pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: