Ini adalah skenario yang horor. Orang-orang yang bersemangat mendapatkan vaksin COVID-19 yang sudah lama didambakan dan mungkin telah mengeluarkan banyak uang untuk itu, berakhir dengan mendapat suntikan vaksin palsu.
Upaya vaksinasi global dicederai oleh penipu yang ingin mendapat keuntungan dari permintaan besar vaksin COVID-19. Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer telah mengonfirmasi setidaknya dua versi vaksin yang palsu. Zat yang dimaksud berasal dari Meksiko dan Polandia.
Di Meksiko, vaksin palsu teridentifikasi setelah diberikan kepada 80 pasien di sebuah klinik, menurut The Wall Street Journal. Namun, tidak ada yang mengalami sakit akibat zat yang tidak efektif tersebut.
Botol tersebut menarik perhatian karena disimpan dalam pendingin berwarna sangat cerah, serta memiliki nomor seri dan tanggal kadaluwarsa yang berbeda dari yang dijual secara resmi ke negara bagian. Pengujian di Pfizer memastikan bahwa bahan tersebut palsu.
Penipuan itu tidak mengejutkan Lev Kubiak, kepala keamanan global Pfizer. "Kami memiliki pasokan yang sangat terbatas, pasokan yang baru akan meningkat saat kami meningkatkan (produksi) dan perusahaan lain memanfaatkan kekosongan ruang tersebut. Dalam masa itu, ada peluang bagi kriminal," kata Kubiak kepada surat kabar tersebut.
Seorang pria berusia 26 tahun ditangkap atas keterlibatan dengan vaksin palsu di kota Katowice pada akhir Januari, menurut kantor berita Polandia, Polsat. Pria itu menjual sertifikat palsu di darknet dengan tes PCR negatif dan botol yang dia klaim berisi vaksin BioNTech-Pfizer.
Meski demikian, Menteri Kesehatan Adam Niedzielski justru tidak melihat masalah yang secara serius dapat membahayakan kampanye vaksinasi Polandia.
"Risiko dosis palsu memasuki peredaran resmi secara praktis tidak ada," katanya kepada wartawan pada konferensi pers.
Niedzielski lebih khawatir bahwa berita tentang vaksin palsu dapat merusak upaya pemerintah selama berbulan-bulan untuk membangun kepercayaan terhadap vaksin. Di situsnya, pemerintah secara rutin mengedukasi masyarakat tentang berita palsu sehubungan dengan vaksinasi COVID-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: