Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Biden Teriak-teriak Orang Kaya Harus Bayar Bagian-bagian yang Adil, Soal Apa?

        Biden Teriak-teriak Orang Kaya Harus Bayar Bagian-bagian yang Adil, Soal Apa? Kredit Foto: Getty Image/AFP
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Rabu menyatakan Amerika "bergerak lagi" pada awal pidato yang meriah di Kongres.

        Dia menyerukan triliunan dolar untuk membangun kembali kelas menengah AS pasca-Covid dan para pekerjanya yang "terlupakan".

        Baca Juga: China dan Rusia Bikin Gatal, Disebut Biden Beberapa Kali dalam Pidato 100 Hari Presiden

        Memuji keberhasilan vaksinasi massal melawan Covid-19, Biden mengatakan pada Kongres dan bangsa di televisi bahwa "di Amerika, kita selalu bangun."

        “Amerika siap lepas landas. Kita bekerja lagi, bermimpi lagi, menemukan lagi, memimpin dunia lagi. Kita telah menunjukkan satu sama lain dan dunia. Tidak ada yang berhenti di Amerika,” ungkap dia.

        Biden, yang merayakan hari ke-100 masa jabatannya, menyebut peluncuran vaksin sebagai salah satu "pencapaian logistik terbesar" dalam sejarah bangsa.

        Namun dia dengan cepat beralih ke upaya nasional sekarang harus difokuskan pada pembangunan kembali ekonomi dan memerangi ketidaksetaraan dengan "rencana pekerjaan terbesar sejak Perang Dunia II".

        Dalam kalimat yang bisa jadi berasal dari pendahulunya yang populis dari Partai Republik, Donald Trump, Biden mengatakan kelas pekerja Amerika telah diabaikan dan dia berencana memberi mereka kesempatan.

        “Anda merasa tertinggal dan dilupakan dalam perekonomian yang berubah dengan cepat. Izinkan saya berbicara langsung dengan Anda," tutur Biden, sebelum berjanji kepada rakyat Amerika tentang "pekerjaan dengan gaji bagus yang tidak dapat dialihdayakan."

        Dalam setiap aspek pidato televisi di jam tayang utama, Biden menggemakan mantra hampir setiap hari bahwa "Amerika telah kembali", baik dalam pemulihan dari bencana virus corona maupun dalam menghentikan turbulensi era Trump.

        Ketika berbicara tentang kebijakan luar negeri, dia menggarisbawahi kembalinya Washington ke kemitraan internasional yang rusak di era Trump.

        Mengenai masalah domestik, Biden mengajukan daftar keinginan Partai Demokrat yang panjang, termasuk reformasi kepolisian, reformasi pro-imigran dan pengendalian senjata, yang jadi beberapa masalah paling sensitif dalam politik AS.

        Orang Super Kaya Harus Membantu

        Presiden AS biasanya berusaha sekuat tenaga menghindari atau setidaknya menyembunyikan kenaikan pajak.

        Namun, Biden mengandalkan dukungan populer untuk idenya bersandar pada orang super kaya untuk mendanai proposal pengeluaran barunya yakni Rencana Keluarga Amerika senilai USD1,8 triliun.

        Keluarga berencana, yang membutuhkan persetujuan Kongres yang terpecah, akan mengalirkan uang untuk pendidikan usia dini, perawatan anak dan pendidikan tinggi.

        Untuk mendanai ini, tarif pajak penghasilan tertinggi akan naik dari 37%, seperti yang direncanakan Trump, kembali ke 39,6% sebelum Trump.

        Rencana Biden juga akan mengakhiri celah dan keringanan pajak pendapatan modal, sambil meningkatkan "miliaran" menurut Gedung Putih, dalam rezim pajak yang diperketat untuk kekayaan warisan.

        Orang Amerika yang berpenghasilan kurang dari USD400.000 setahun, bagaimanapun, tidak akan menghadapi pajak tambahan.

        "Ada dukungan luas di antara rakyat Amerika untuk pendekatan ini," ungkap seorang pejabat senior Gedung Putih, yang meminta tidak disebutkan namanya.

        “Reformasi ini pada dasarnya tentang keadilan,” papar dia.

        Pemborosan baru yang diusulkan datang setelah Kongres menyetujui Rencana Penyelamatan Amerika senilai USD1,9 triliun, yang menyuntikkan stimulus ke hampir setiap sudut ekonomi, dan sekarang memperdebatkan rencana infrastruktur USD2 triliun-plus yang diusulkan.

        Trump, dalam wawancara di acara radio sayap kanan Dan Bongino, meramalkan kenaikan pajak akan berarti bahwa "perusahaan-perusahaan akan meninggalkan negara."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: