Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ABK dari India Positif Covid-19 di Cilacap, Ganjar: Pak Menko, Transaksi Dagang Hentikan Dulu

        ABK dari India Positif Covid-19 di Cilacap, Ganjar: Pak Menko, Transaksi Dagang Hentikan Dulu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Adanya kapal dari India yang anak buah kapalnya positif COVID-19 di Jawa Tengah, membuat para warga resah. Hal ini harus jadi perhatian Pemerintah Pusat.

        Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan Pemerintah Pusat menyetop sementara transaksi dagang yang melibatkan negara dengan kasus COVID-19 nya tinggi. 

        Baca Juga: Covid-19 Menggila, Kekayaan Gabungan 140 Miliarder di India Tembus Rp8.509 Triliun!

        Contoh kongkretnya seperti di Pelabuhan Intan Cilacap, yang mana kapal dari India yang akan membongkar gula rafinasi ternyata ada 13 anak buah kapal (ABK) yang dinyatakan positif COVID-19.

        "Izin pak Menko, untuk negara-negara yang akan kirimkan barang ke Indonesia dan negara itu adalah negara yang cukup berbahaya pak menurut para epidemiolog, saran saya untuk transaksi dagangnya dihentikan dulu," kata Ganjar kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat Rapat Koordinasi secara virtual, dikutip Minggu 9 Mei 2021.

        Bukan tanpa alasan jika ia menyampaikan saran tersebut. Sebab, ia melihat saat ini muncul pemikiran di masyarakat bahwa Pemerintah melarang warganya untuk bepergian hingga mudik. Namun masih leluasa terhadap orang asing untuk masuk.

        "Yang muncul di publik, ini orang India yang masuk ke Jawa Tengah pak. Enggak ada orang India nya, ini orang Filipina, bahwa mereka dari India betul dan ini kita lakukan treatment kepada mereka. Diskursusnya jadi enggak enak, seolah-olah mudiknya dilarang tapi orang asing boleh masuk," tegas Ganjar.

        Pemerintah, lanjut Ganjar, harus membuka seluruh informasi, kaitannya dengan kedatangan warga negara asing yang masuk dan apa kepentingannya di Indonesia, serta yang paling penting kondisinya.

        "Di bawah akhirnya itu menjadi komunikasi, yang seolah-olah kita melarang bangsa sendiri tapi mempersilahkan orang lain," jelasnya.

        Ia berharap ke depannya ada komunikasi terlebih dahulu sebelum kapal dari negara yang jadi perhatian soal kasus COVID-19 untuk merapat di pelabuhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: