Tak Disangka, Tak Diduga, Astaga!! Pendukung Israel di Indonesia Banyak Juga Yak...
Pakar media sosial yang juga pendiri PT Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengatakan ada cukup banyak pendukung Israel di Indonesia. Hal tersebut disampaikan dengan merujuk pada beberapa cuitan warganet (netizen) asal Indonesia di jejaring media sosial.
Sebagaimana diketahui, sudah sejak dulu negara Indonesia mendukung penuh perjuangan Palestina untuk merdeka dari penjajahan zionis Israel.
"Propaganda dan dukungan atau setidaknya simpatisan ke IDF udah banyak sekali di +62. Contohnya bisa dibaca di reply-reply-an postingan ini," cuitnya dalam akun Twitter @ismailfahmi sebagaimana dilihat di Jakarta, Sabtu (15/5/2021).
Baca Juga: Israel dan Hamas Berlomba Saling Klaim Kemenangan atas Perang Gaza
Kemudian, Ismail Fahmi pun membagikan tangkapan layar postingan akun Twitter Erina Pangestu. Dalam postingan tersebut terlihat tentara Israel yang membantu seorang pria lanjut yang diduga warga Palestina. Ia membantu mendorong kursi roda yang diduduki lansia tersebut.
"Nyari-nyari di media +62 kok enggak ada yes?" tulis Erina Pangestu.
Postingan Erina Pangestu dibagikan dan dikomentari oleh akun @EsterSusiani2.
"Israel enggak akan serang kalau enggak dulu diserang, media +62 selalu beritakan Israel jahat," tulis @EsterSusiani2.
Menurut dia, postingan tersebut sama persis dengan pendukung Israel di luar negeri.
"Narasinya sama persis dengan yang disampaikan para pendukung mereka di luar. Logika gampang dibolak-balik. But where you stand is that matter," bebernya.
Baca Juga: Israel Makin Bengis, Gedung di Gaza Dibombardir, 10 Orang Sekeluarga Tewas Sekaligus!
Selain itu, ia menjawab salah satu pertanyaan netizen yang menanyakan seberapa masif propaganda pendukung Israel dan apakah harus di-counter atau dicueki.
"Apa yang harus dilakukan menghadapi propaganda IDF di Indonesia melalui para buzzer$?. Jika Anda punya keluangan waktu dan pulsa: pelajari sejarah dan kumpulkan data, counter dengan sejarah dan data. Satu cuitan mereka, minimal counter dengan enam kontra narasi, dan retweet," tukasnya.
Baca Juga: Kebiadaban Israel Makin Menggila, PKS Ingatkan Pesan Bung Karno
Baca Juga: Bertanya Sikap Jokowi ke Palestina, Andi Arief Ungkit Bantuan AS Rp28,5 T Jika Mau Baik ke Israel
Baca Juga: Israel dan Hamas Berlomba Saling Klaim Kemenangan atas Perang Gaza
Pertempuran antara Israel-Hamas telah menewaskan setidaknya 132 orang di Gaza, termasuk 32 anak-anak dan 21 perempuan, menurut para pejabat kesehatan Palestina. Delapan orang telah terbunuh di Israel, termasuk enam warga sipil, dua di antaranya anak-anak, menurut otoritas Israel.
Kementerian Agama Palestina melaporkan bahwa rudal-rudal Israel juga telah membuat sebuah fasilitas masjid hancur, dan seorang juru bicara militer mengatakan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan pemeriksaan mengenai laporan tersebut.
Selain itu, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza mengalami kerusakan akibat serangan pasukan Israel pada wilayah di sebelah fasilitas kesehatan tersebut, Selasa malam (11/5/2021) waktu setempat.
Perlu diketahui, Indonesia dan Palestina memiliki hubungan yang erat. Salah satu kebijakan luar negeri Indonesia adalah mendorong kemerdekaan Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Indonesia juga kerap mengirim bantuan kemanusiaan untuk Palestina baik dilakukan oleh warganya maupun melalui pemerintah. Terbaru pemerintah Indonesia mengatakan akan memberikan bantuan sebesar US$2,3 juta atau Rp32,1 miliar kepada Palestina.
Pada masa-masa awal kemerdekaan, Palestina merupakan salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut mendorong negara Mesir untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
Bahkan, pada 6 September 1944 atau tepatnya satu tahun sebelum Indonesia merdeka mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan Indonesia. Kala itu Syekh Muhammad Amin Al-Hussaini menyampaikan dukungan melalui siaran radio. Alhasil, jalanan di Palestina dipenuhi gelombang aksi solidaritas dan dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat di kawasan Timur Tengah.
Sejak saat itu Presiden Soekarno terus berupaya untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Salah satu bentuk dukungan tersebut ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1953. Saat itu Presiden Soekarno menolak keras keikutsertaan Israel dalam konferensi tersebut.
Sebaliknya, saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada 1955, Soekarno mengundang Palestina meskipun saat itu belum diakui sebagai negara merdeka. Hingga saat ini Palestina adalah satu-satunya negara yang ikut hadir dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung yang belum meraih kemerdekaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil