Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        5 Faktor Penguatan Harga Minyak Sawit yang Mampu Pukau Dunia

        5 Faktor Penguatan Harga Minyak Sawit yang Mampu Pukau Dunia Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Program mandatori B30 yang efektif tersedia di seluruh SPBU di Indonesia sejak 1 Januari 2020 lalu terbukti mampu menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani serta peningkatan konsumsi domestik.

        Ketua Umum DPP APKASINDO, Gulat Manurung mengatakan, implementasi program B30 merupakan titik nol sejarah tercapainya stabilitas harga TBS petani sawit Indonesia yang telah mampu menciptakan double effect yang membuat dunia terpesona. Lebih lanjut Gulat memaparkan, terdapat lima faktor pendorong peningkatan harga CPO dunia meningkat di tengah masih lemahnya perekonomian dunia akibat Covid-19. 

        Baca Juga: Terbukti Berhasil, Sumatera Selatan Adaptasi Pola Kemitraan Sawit untuk Karet

        Pertama, tingginya serapan CPO domestik dengan B30 yang mencapai 7,226 juta ton CPO pada 2020 sehingga mengakibatkan kelangkaan CPO dunia dan berlakulah teori ekonomi. Kedua, dunia tidak bisa lepas dari ketergantungan CPO Indonesia, meskipun banyak negara sebagai penghasil minyak nabati dari tanaman selain sawit, namun efisiensi ekonomisnya 9,8 kali lebih mahal dibanding sawit (jika ditinjau dari penggunaan lahan). Ibaratnya, jika pisang goreng dimasak menggunakan minyak goreng biji bunga matahari maka harga pisang goreng tersebut bisa mencapai Rp42.000 per satuannya. 

        Ketiga, tangki penimbunan CPO di negara-negara importir CPO Indonesia hanya terisi 30 – 60 persen dari total kapasitas normalnya karena terjadi kelangkaan CPO dunia. Keempat, terjadi penurunan aktivitas budidaya tanaman penghasil minyak nabati di Eropa dan negara-negara produsen minyak nabati lain sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Sementara itu, berdasarkan hasil survei APKASINDO di 22 provinsi di Indonesia pada tahun 2020, aktivitas agronomi dan agroindustri kelapa sawit sama sekali tidak terganggu. 

        Kelima, terbongkarnya rahasia negara-negara importir CPO Indonesia bahwa tujuan mereka mengimpor CPO bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi (yang selama ini digaungkan seperti itu), tetapi juga untuk kebutuhan biodiesel, bahan bakar lainnya, dan reselling (menjual kembali). “Kelima faktor inilah mengapa harga CPO meningkat drastis. Sesungguhnya tanpa kejadian Pandemi Covid-19 pun harga CPO akan semakin naik. Kata kuncinya serapan domestik CPO Indonesia melalui program biodiesel,” ungkap Gulat. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: