Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menteri BUMN Erick Thohir Soal Harga Vaksin Gotong Royong: Jangan Dilihat Pemerintah Cari Untung

        Menteri BUMN Erick Thohir Soal Harga Vaksin Gotong Royong: Jangan Dilihat Pemerintah Cari Untung Kredit Foto: Instagram/Erick Thohir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menanggapi kritik terhadap harga vaksin gotong royong yang dinilai terlalu mahal. Menurutnya, penentuan harga vaksin tersebut sudah sesuai dengan survei dan mempertimbangkan kemampuan badan usaha.

        Erick mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah berpikir untuk mengomersialisasi vaksin. Namun realitanya, pengadaan vaksin tetap membutuhkan dana.

        Baca Juga: Erick Thohir Bakal Nonton Film Tjoet Nya’ Dhien di Tayangan Perdana.

        "Memang ada dua pengadaan yang dilakukan saat ini, vaksin gratis dari WHO, Gavi dan Covax 54 juta, lalu pemerintah melakukan pengadaan vaksin hampir Rp77 triliun, itu dibeli dan dibagikan secara gratis," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers, Rabu (19/5/2021).

        Mentri BUMN menuturkan, harga vaksin ditetapkan bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) secara transparan dan diaudit oleh Badan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), mulai dari harga pembelian, harga pendistribusian, hingga harga jual.

        Berdasarkan survei Kadin, 78 persen pengusaha mengaku siap membeli vaksin untuk vaksinasi gotong royong dengan harga di bawah Rp500 ribu. Sisanya, sanggup di kisaran Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.

        "Sejak Covid-19 melanda Indonesia, Kementerian BUMN sudah melakukan public service secara konsisten baik melalui CSR seperti persiapan wisma atlet untuk karantina pengidap Covid-19 hingga sentra vaksinasi BUMN yang sudah melayani lebih dari 1 juta orang. Jadi jangan dilihat seakan-akan pemerintah mencari margin. Pemerintah sudah mengeluarkan Rp77 triliun untuk vaksin gratis. Jangan sampai ada pemikiran BUMN mengomersialisasi vaksin," tutur Erick.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: