Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Miliki Posisi Strategis Dorong Kolaborasi Global demi Pemulihan Ekonomi

        Indonesia Miliki Posisi Strategis Dorong Kolaborasi Global demi Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Instagram Joko Widodo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        The Global Solutions Initiative (GSI) bersama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH baru-baru ini menerbitkan buku elektronik yang berjudul "INTERSECTING" dalam rangka satu tahun pandemi Covid-19 pertama kali muncul.

        Buku elektronik ini menampilkan gagasan dan pengalaman dari seluruh dunia tentang bagaimana masyarakat dapat mencegah gangguan serupa dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kelembagaan di masa depan. Melalui buku elektronik ini, lebih dari 100 penulis dari semua benua, termasuk LPEM FEB UI, berkontribusi dalam menggambarkan mengapa infrastruktur baru berkelanjutan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh dan mencegah pandemi di masa depan.

        Baca Juga: Pemerintah Perlu Dukung Perkembangan Ekonomi Kreatif dan Infrastruktur Digital

        Dalam rangka peluncuran buku elektronik tersebut, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) mengadakan webinar yang berjudul Intersecting: Sustainable Ways to Implement Post-Covid-19 Recovery pada Kamis, 20 Mei 2021 lalu. Melalui kegiatan webinar ini, para pembicara akan membahas lebih dalam lagi mengenai buku INTERSECTING dan implementasi pada pemulihan pasca-Covid-19.

        Acara ini dibuka oleh Teguh Dartanto (Pj. Dekan FEB UI), Suahasil Nazara (Wakil Menteri Keuangan RI), Rizal Affandi Lukman (Deputi Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI), dan Nicolas Buchoud (Global Solutions Initiative). Teguh Dartanto menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah mengakibatkan ketimpangan yang luar biasa terhadap berbagai negara di seluruh dunia.

        "Pandemi telah secara tidak proporsional berdampak pada berbagai negara di seluruh dunia. Untuk itu, koordinasi lintas negara perlu dilakukan agar pemulihan bisa tercapai. Indonesia sebagai pelaku utama di wilayah Asia Tenggara dapat mengambil inisiatif koordinasi tersebut," ujar Teguh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

        Proses pemulihan sendiri perlu dimulai dengan koordinasi di dalam negeri. Dalam mendukung hal tersebut, perlu dukungan pendanaan yang mencukupi dan pengelolaan anggaran yang efektif. Menurut Suahasil, hadirnya APBN telah sukses membatasi dampak Covid-19 terhadap perekonomian sehingga kontraksi perekonomian tidak seburuk yang diperkirakan.

        "Strategi pemerintah untuk memperluas batas defisit fiskal menjadi di atas 3 persen adalah strategi yang moderat dan sukses dalam menjaga pertumbuhan ekonomi," menurut Suahasil. Dalam mendukung pemulihan lebih lanjut, Suahasil menjabarkan tiga game-changing strategy yang perlu dicapai di 2021.

        "Pertama, intervensi di bidang kesehatan melalui vaksinasi gratis dan penegakkan 3M serta dukungan faskes. Kedua, dukungan perlindungan sosial dan keberlanjutan bisnis. Ketiga, reformasi struktural. Penting untuk tidak hanya selamat dari pandemi, tetapi juga memastikan bahwa selepas pandemi kita dapat bekerja dalam model perekonomian baru. Untuk itu, penting untuk tidak menyia-nyiakan krisis ini. Dalam hal ini, pemerintah mendorong pelaksanaan UU Cipta Kerja," tambah Suahasil.

        Selanjutnya, Rizal Affandi memaparkan strategi Indonesia di forum G20 dalam mendorong kolaborasi antarnegara dalam mencapai pemulihan pascapandemi secara global dan menyeluruh. Jelas Rizal, Indonesia akan menjadi ketua Forum G20 mulai Desember 2021. Momen ini perlu dimanfaatkan Indonesia karena posisinya yang strategis untuk menyelesaikan isu pemulihan ekonomi.

        "G20 telah berpengalaman menjadi wadah dalam mendorong penyelesaian krisis ekonomi 1998 dan 2008, serta inisiatif lainnya di bidang keuangan, perdagangan, infrastruktur, perpajakan, dan kolaborasi global," kata Rizal.

        Sejauh ini, strategi yang akan dilaksanakan Indonesia terdiri atas lima poin, yaitu mendukung pemulihan ekonomi global, berkontribusi untuk mengarahkan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas pasar keuangan internasional, menunjukkan kesuksesan reformasi struktural dan keuangan Indonesia, mengumpulkan dukungan internasional untuk agenda-agenda prioritas Indonesia, serta menciptakan pendapatan bagi perekonomian lokal.

        Nicolas menutup dengan menjabarkan mengenai Buku Intersecting dan relevansinya dalam mendukung tercapainya pemulihan perekonomian pascapandemi yang berkelanjutan. "Buku Intersecting menekankan pada lima aspek pembahasan, yaitu aspek kesehatan, fragmentasi ilmu pengetahuan, komunitas informal, solusi dan agenda, serta distribusi dan inklusi. Intersecting diharapkan dapat menjadi momentum untuk koalisi antarpemerintah, swasta, dan masyarakat," tutup Nicolas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: