- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
IHSG Kena Efek Dinamika Global, Mata Investor Ditarik Kuatnya Ekonomi AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan pekan ini dengan ditutup melemah pada perdagangan di Senin (13/1). Pasar tengah menarik diri menyusul sinyal penahanan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS).
Dilansir Selasa (14/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 71,99 poin atau 1,02% ke 7.016,88. Sementara Indeks LQ45 melemah 1,15% ke 810,97. Adapun frekuensi perdagangan saham dalam sesi kali ini tercatat sebanyak 1.378.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,85 miliar lembar saham senilai Rp11,83 triliun.
Baca Juga: Investor Wajib Tahu! Begini Analisis Teknikal Saham ASII, BBRI, ADRO hingga INDF
Di sisi lain, semua sektor dalam perdagangan kali ini hampir kompek mengalami koreksi. Hanya sektor bahan baku yang mengalami penguatan. Adapun 251 saham tercatat naik, 404 saham menurun, dan 300 tidak bergerak alias stagnan.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya mengatakan pasar melemah menyusul laporan data perekonomian terbaru dari AS. Data Ketenagakerjaan tercatat tumbuh sebesar 256 ribu di Desember 2024. Capaian ini jauh melampaui proyeksi ekonom yang hanya memperkirakan kenaikan 155 ribu. Tingkat pengangguran turun dari prediksi 4,2% menjadi 4,1%.
"IHSG bergerak melemah karena pasar bereaksi menyusul laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, yang menggarisbawahi ketahanan pasar tenaga kerja AS," ungkap Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas
The Federal Reserve (The Fed) diprediksi tidak akan terlalu agresif memangkas suku bunga tahun ini bahkan suku bunga hanya diproyeksikan turun 30 basis poin atau lebih rendah dari prediksi awal 45 basis poin.
"Data ini mendukung sikap hati-hati bank terhadap pemotongan suku bunga," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Adapun China turut memberikan sinyal terbaru soal perkembangan perbaikan ekonomi negara tersebut. Data surplus perdagangan negara ini tercatat naik hingga US$104,84 miliar. Capaian ini melampaui ekspektasi pasar yang hanya sebesar US$99,80 miliar.
Baca Juga: IHSG Mendung Sepanjang Perdagangan 13 Januari 2025, Saham SSTM Paling Terpukul
Data Ekspor China juga turut mencatatkan kenaikan yang tinggi, yakni sebesar 10,7% di Desember 2024. Capaian ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang hanya sebesar 7,3%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement