Mohammad Akita Indianto selaku Dosen Teknik Sistem Energi Universitas Indonesia (UI) mengatakan bahwa melalui pengembangan teknologi konversi energi, maka ada potensi juga terkait pemanfaatan limpahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang didapat di kehidupan sehari-hari.
Dalam diskusi daring media, Akita mengungkapkan bahwa energi cukup melimpah di sekitar kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: PGN Siap Dukung Transisi Energi Melalui Optimalisasi Pasokan LNG
"Contohnya kita punya matahari, matahari memberikan kita energi panas, cahaya, dan lainnya. Lalu pergerakan kita memberikan energi, misalnya getaran, tekanan, dan sebagainya," kata Akita, Senin (25/11/2024).
Sumber EBT apabila dimanfaatkan oleh konversi energi, sambungnya, hal tersebut berpotensi diubah menjadi bentuk daya lainnya. Misalnya magnet, cahaya, panas, frekuensi radio, hingga getaran. Pasalnya, potensi berbagai jenis EBT itu dinilai menjadi landasan iide teknologi konversi energi yang saat ini mulai dikembangkan.
Akita pun yakin pada masa depan distribusi EBT ini jika teknologi konversi energi dikembangkan secara pesat dan tidak hanya dilakukan dalam skala besar, misalnya melalui pembangkit energi saja, melainkan juga diterapkan dalam skala kecil seperti penggunaan pribadi untuk mengisi daya peralatan sehari-hari.
"Misalnya kita punya jam. Jika kita menggunakan energi dari tubuh kita misalnya dari panas tubuh, getaran, dan lainnya. Energi tersebut bisa kita ubah menjadi listrik untuk mengisi daya jam itu," ujar dia.
Akita pun menyinggung perihal pentingnya konversi energi guna menyerap lebih banyak energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran mesin. Menurut dia, mesin yang dihasilkan saat ini hanya menggunakan sebanyak 33% panas yang dihasilkan dari sumber energi saja.
"Tapi dari 60-70 persen terbuang," jelasnya.
Selain itu, konversi energi ini pun sejalan dengan keyakinan penuh Presiden Prabowo Subianto yang menilai Indonesia mampu mencapai target net zero emission pada tahun 2050 berkat kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang bisa diolah menjadi EBT ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen pada energi terbarukan dan hijau. Kami diberkahi dengan banyak sumber daya alam," kata Presiden Prabowo beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Di EC 2024, Komut PLN Jabarkan Strategi Jitu Tarik Investasi Hijau untuk Transisi Energi
Adapun salah satu keberhasilan pengolahan SDA Indonesia menjadi energi terbarukan yakni pengelolaan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel. Produk tersebut bisa menjadi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak dari fosil yang makin menipis seiring berjalannya waktu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement