Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peringati Hari Lahir Pancasila, Orang PDIP Nggak Main-Main: Musnahkan Kadrun Kilafah dari Negara Ini

        Peringati Hari Lahir Pancasila, Orang PDIP Nggak Main-Main: Musnahkan Kadrun Kilafah dari Negara Ini Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung, turut serta dalam memberingati Hari Lahir Paancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada 1 Juni, kemarin.

        Ia mengatakan bahwa lahirnya Pancasila dan NKRIĀ adalah harga mati.

        Baca Juga: Dewi Tanjung Sentil Ustaz Abdul Somad yang Galang Dana: Jangan Jual Penderitaan Palestina Demi...

        "1 juni hari lahirnya Pancasila...NKRI harga mati," cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Rabu (2/6/2021).

        Lanjutnya, ia juga ikut menyerukan agar masyarakat memusnahkan orang-orang yang ia sebut kadrun khilafah, yang tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

        "Musnahkan Para Kadrun Kilafah dari negara ini karna mereka Tidak mau mengakui Dasar Negara kita Pancasila," ujarnya.

        Sebelumnya, Presiden Jokowi saat memimpin upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2021 dari Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa, 1 Juni 2021, menekankan sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa untuk menanamkan secara kuat nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat. Menurutnya, upaya ini memang tidak ringan di tengah pesatnya globalisasi, kemajuan teknologi, dan interaksi dunia.Baca Juga: Mengenang Pesan Gus Sholah: Tak Ada Pertentangan Antara Pancasila dan Islam

        Menurutnya, di era globalisasi saat ini dan cepatnya interaksi antarbelahan dunia, tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Namun, juga menimbulkan berbagai tantangan yang harus diwaspadai, termasuk mengenai ideologi.

        "Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antar ideologi," ujar Jokowi yang tampak mengenakan pakaian adat Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

        Kepala Negara menekankan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah memengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Hadirnya revolusi industri 4.0 menimbulkan kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi, dan dalam berorganisasi menggunakan skala besar lintas negara. Perkembangan konektivitas 5G yang melanda dunia juga membuat interaksi antara berbagai masyarakat juga makin mudah dan cepat.Baca Juga: Deklarasi Relawan Dukung Ganjar Jadi Capres 2024: Sosok Tepat Teruskan Estafet Era Presiden Jokowi

        "Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Presiden.

        Bahkan, menurut Presiden, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal dalam era disrupsi teknologi ini bisa melampaui standar normal.

        Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan bahwa saat ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Segenap bangsa memerlukan cara-cara baru yang luar biasa, dan mampu mengoptimalkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0.

        "Sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," kata Kepala Negara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: