Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali sibuk mengklarifikasi urusan pencapresannya. Kali ini, dengan tegas Ganjar menyatakan tidak sedang menggalang kekuatan untuk nyapres di 2024. Mas Ganjar ciyus nih?
“Sing arep maju iki sopo? (yang mau maju itu siapa) ke Pilpres 2024,” kata Ganjar, usai menghadiri acara seminar di kawasan Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Selasa (1/6) sore.
Baca Juga: Seorang Dukun Ramal Perempuan ini Bisa jadi Capres Bersaing dengan Ganjar
Sehari kemudian, tepatnya kemarin, Ganjar kembali bicara soal pilpres. Kali ini, dia bilang, PDIP sudah memiliki aturan soal pencapresan.
“Di PDIP itu, seluruh keputusannya sesuai dengan Kongres V, diserahkan kepada Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri). Sudah, titik, tidak ada komanya,” kata Ganjar sebelum memimpin rapat vaksinasi Covid-19 di Kantor Pemprov Jateng.
Ganjar menegaskan, saat ini sedang fokus menangani lonjakan kasus Covid-19 di Jateng, terutama di Kabupaten Kudus. Sebagai gubernur, dia bertugas membereskan masalah tersebut.
Lantas, bagaimana dengan kelompok relawan Ganjarist yang mendeklarasikan dirinya sebagai capres? Mantan anggota DPR dua periode itu mengaku tak tahu menahu. Dia tidak mengenal seorang pun dari relawan yang mengatasnamakan diri sebagai Ganjarist. “Nggak-enggak (tidak kenal),” ujar Ganjar.
Dia pun menanggapi soal kabar hubungannya dengan Puan Maharani yang dikabarkan tengah renggang.
“Hingga saat ini, saya sama Mbak Puan baik-baik saja, tidak ada masalah,” tandasnya.
Politisi PDIP, Sony T Danaparamita menilai, pernyataan Ganjar tidak maju itu memang sudah semestinya dilakukan. Menurutnya, semua kader PDIP mengerti semua urusan penugasan sudah diatur dalam aturan partai. Begitu juga soal urusan capres. Itu merupakan hak prerogratif Ketua Umum.
“Kalau tidak mengetahui itu, berarti dia bukan kader partai,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Lagipula, lanjut anggota DPR itu, setiap kader takkan bisa lebih besar dari partai. Semua kader harus taat dan patuh terhadap keputusan yang telah disepakati bersama oleh partai.
“Namanya banteng, itu tidak ada yang melebihi kandangnya. Itu peringatan untuk semuanya,” katanya.
Kabar renggangnya hubungan Ganjar dengan PDIP muncul setelah Ganjar tak diundang dalam acara penguatan soliditas kader di kantor PDIP Jateng, Sabtu (23/5). Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto menilai, Ganjar sangat ambisi menjadi capres di 2024.
Gara-gara masalah itu, Mega pun mengingatkan kepada para kadernya untuk tetap mematuhi arahan partai. Mega mempersilakan para kadernya untuk keluar atau mundur jika tidak mau menaati arahan partai.
Bagaimana penilaian pengamat? Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, pernyataan Ganjar soal tidak majunya sebagai capres 2024 merupakan langkah yang tepat. Ganjar dinilai takkan sanggup melawan elit di PDIP.
“Jiperlah dia. Makanya dia bilang begitu,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun begitu, pernyataan Ganjar itu dapat membuat konfliknya dengan PDIP mereda. Hubungannya dengan PDIP kembali membaik.
Namun, apakah Ganjar benar-benar menghentikan mesin tim pencapresannya? “Belum tentu,” kata Hendri. Ganjar akan tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya hingga Pilpres 2024.
Kata Hendri, ada dua yang mesti dilakukan Ganjar. Pertama, menjaga hubungan dengan PDIP. Kedua, membuktikan kinerjanya sebagai Gubernur Jateng.
“Sebab, di periode kedua saja dia hampir kalah oleh Sudirman Said. Sekarang, dia juga mulai kalah pamor dengan Wali Kota Semarang karena belum ada kerja nyata darinya,” cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq