Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Restorasi Terumbu Karang demi Selamatkan Ekosistem Laut? Begini Tantangannya

        Restorasi Terumbu Karang demi Selamatkan Ekosistem Laut? Begini Tantangannya Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Marine Program Manager Mars Sustainable Solutions, Saipul Rapi, menjelaskan bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam proses implementasi restorasi terumbu karang. Salah satunya adalah menentukan metode restorasi yang efisien dan dapat disebarluaskan dengan mudah.

        "Tantangan memang selalu ada dalam setiap kegiatan, termasuk bagi kami. Misalnya, bagaimana pada awalnya kami mencari teknik restorasi paling bagus yang bisa dibuat secara masif dan di-scale up di semua tempat, termasuk di seluruh dunia," kata Saipul pada acara virtual yang diadakan oleh SHEBA, Selasa (8/6/2021).

        Baca Juga: SHEBA Ajak Mitra Lokal Sulawesi Kolaborasi Dukung Restorasi Terumbu Karang

        Akhirnya, Mars menggunakan metode Reef Star yang merupakan bagian inti dari Mars Assisted Reef Restoration System (MARRS), yaitu sebuah instalasi berbentuk jaring yang kemudian diletakkan di atas terumbu karang yang telah terdegradasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang menjadi lebih cepat.

        Kemudian, kondisi alam juga menjadi salah satu tantangan dalam program restorasi terumbu karang ini. Karena, mereka harus memastikan kondisi cuaca dan laut aman sebelum melakukan restorasi. Oleh sebab itu, mereka mengandalkan informasi cuaca yang disediakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau situs sejenis lainnya.

        Mereka juga harus memastikan lokasi yang dipilih cocok untuk melakukan restorasi. Misalnya, kedalaman yang paling baik untuk melakukan restorasi adalah sekitar 2-7 meter dari permukaan laut. Hal ini disebabkan terumbu karang merupakan hewan yang kemudian bekerja sama dengan alga untuk melakukan fotosintesis sehingga keduanya membutuhkan sinar matahari.

        Lalu, hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah kondisi tanah dasar laut. Pasalnya, restorasi tidak boleh dilakukan di area dasar laut yang berlumpur. Untuk menentukan semua itu, pihaknya telah bekerja sama dengan para ilmuwan yang berkecimpung di dunia restorasi karang agar proses restorasi bisa berhasil.

        "Kita melakukan proses perawatan yang urgent itu di tiga bulan pertama. Kegiatan merawat ini agar karang bisa berhasil tumbuh dengan baik," tambah Saipul.

        Mars bekerja sama dengan pihak lokal, seperti taman nasional, agar bisa mereplikasi metode MARRS. Dengan begitu, diharapkan akan makin banyak lokasi di Indonesia yang direstorasi sehingga dampak positif yang dihasilkan akan makin besar.

        "Karang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pulih kembali. Jadi, langkah yang paling tepat adalah kita melakukan intervensi dengan program restorasi ini," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: