Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertemuan Biden dan Putin Bukan Isapan Jempol karena Sebentar Lagi...

        Pertemuan Biden dan Putin Bukan Isapan Jempol karena Sebentar Lagi... Kredit Foto: AFP/JIJI
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dan diagendakan melakukan pertemuan di Jenewa, Swiss, pada Rabu (16/6). Mereka akan membicarakan stabilitas strategi, keamanan siber, dan penanganan Covid-19.

        "Ini adalah keadaan dan prospek untuk pengembangan hubungan Rusia dan AS, masalah utama stabilitas strategis, keamanan informasi, perang melawan kejahatan dunia maya,” ungkap ajudan Kremlin Yuri Ushakov, dilaporkan laman Sputnik, Selasa (15/6).

        Baca Juga: Putin Harap Pertemuan Biden Tingkatkan Dialog Amerika-Rusia

        Menurut dia, masalah khusus yang luar biasa dari hubungan bilateral akan dibahas secara terpisah. “Kemudian topik kerja sama ekonomi, iklim, Kutub Utara, dan tentu saja perang melawan pandemi virus korona,” ujarnya.

        Sebelumnya, Biden kembali memperingatkan bahwa negaranya siap merespons setiap aktivitas berbahaya Rusia. Hal itu diutarakan menjelang pertemuannya dengan Putin.

        “Saya tidak mencari konflik dengan Rusia, tapi kami akan merespons jika Rusia melanjutkan aktivitas berbahayanya,” kata Biden setelah berpartisipasi dalam KTT Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Senin (14/6).

        Biden mengatakan, saat AS dan Rusia terlibat dalam perbedaan atau ketidaksepakatan, dia akan memperjelas garis merahnya. Salah satu isu yang ditekankan terkait hal itu adalah ancaman Moskow terhadap Ukraina. “Kita akan menempatkan Ukraina dalam posisi untuk menjaga keamanan fisik mereka,” ucapnya.

        Biden mengakui bahwa dia akan berhadapan dengan penantang yang tangguh, yakni Putin. “Dia (Putin) cerdas, tangguh, dan saya telah menemukan dia, seperti yang mereka katakan, adalah penantang yang layak,” ujarnya.

        Menurut Biden, ada bidang-bidang di mana AS dan Rusia dapat bekerja sama. Dia berpendapat, diskusi langsung dengan Putin akan menjadi cara terbaik untuk membahas ketidaksepakatan yang saat ini dihadapi AS dan Rusia.

        “Kami mungkin dapat melakukan itu dalam hal beberapa doktrin strategis, yang mungkin dapat bekerja sama. Kami siap melakukannya. Mungkin ada kemampuan bekerja bersama-sama tentang iklim," ucapnya. 

        Putin dan Biden juga akan membahas masalah regional. Penyelesaian Timur Tengah, situasi di Suriah, Libya, Afghanistan, Semenanjung Korea, serta program nuklir Iran akan menjadi beberapa topik yang dibicarakan.

        "Ini adalah topik yang disepakati dalam agenda, tetapi Anda sangat menyadari bahwa presiden dapat menyentuh topik apa pun sesuai kebijaksanaan mereka. Masalah yang tidak disepakati sebelumnya dan tidak ditunjukkan dalam agenda juga dapat diangkat," kata Ushakov.

        Menurut Ushakov, topik mengenai keamanan siber akan menjadi perhatian khusus dalam pertemuan Putin dengan Biden.

        “Baru-baru ini, tuduhan tidak masuk akal terhadap Rusia tentang kerja sama dengan kejahatan dunia maya semakin terdengar di AS. Pada saat yang sama, negara kami telah berulang kali menawarkan AS untuk memulihkan dialog tentang masalah keamanan informasi, untuk diskusi yang bermakna serta konstruktif dari semua masalah yang ada," ucapnya.

        Rusak hubungan

        Putin mengatakan ada upaya untuk menghancurkan hubungan negaranya dengan Cina. Namun, Putin menyebut hubungan bilateral kedua negara berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

        “Kita dapat melihat upaya untuk menghancurkan hubungan antara Rusia dan Cina. Kita dapat melihat bahwa upaya itu dilakukan dalam kebijakan praktis,” kata Putin dalam wawancara dengan NBC yang dirilis pada Senin (14/6).

        Putin menekankan, Rusia tidak menganggap Cina sebagai ancaman. Sebaliknya, hubungan bilateral dengan Beijing meningkat.

        “Cina adalah negara yang ramah. Ia tidak menyatakan kami sebagai musuh, seperti yang telah dilakukan Amerika Serikat (AS),” ujarnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: