Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Modal Kerja?

        Apa Itu Modal Kerja? Kredit Foto: Amar Bank
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Modal kerja adalah uang yang digunakan untuk menutupi semua pengeluaran jangka pendek perusahaan, termasuk persediaan, pembayaran utang jangka pendek dan biaya operasional. Modal kerja sangat penting karena digunakan untuk menjaga agar bisnis tetap berjalan dengan lancar dan memenuhi semua kewajiban keuangannya di tahun mendatang.

        Modal kerja adalah ukuran likuiditas perusahaan dan mengacu pada perbedaan antara aset lancar operasional dan kewajiban lancar operasional. Modal kerja juga menjadi ukuran likuiditas perusahaan, efisiensi operasional, dan kesehatan keuangan jangka pendek.

        Baca Juga: Apa Itu Modal?

        Jika sebuah perusahaan memiliki modal kerja positif yang cukup besar, maka ia harus memiliki potensi untuk berinvestasi dan tumbuh. Jika aset lancar perusahaan tidak melebihi kewajiban lancarnya, maka perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk menumbuhkan atau membayar kembali kreditur, atau bahkan bangkrut.

        Untuk menghitung modal kerja, bandingkan aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Aset lancar yang tercantum dalam neraca perusahaan meliputi kas, piutang, persediaan, dan aset lainnya yang diharapkan dapat dicairkan atau diubah menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari satu tahun. Kewajiban lancar meliputi utang usaha, upah, utang pajak, dan bagian lancar dari utang jangka panjang. Aset lancar tersedia dalam 12 bulan. Kewajiban lancar jatuh tempo dalam waktu 12 bulan.

        Sebagian besar proyek baru, seperti perluasan produksi atau ke pasar baru, memerlukan investasi dalam modal kerja. Perusahaan yang menggunakan modal kerja secara tidak efisien dapat meningkatkan arus kas dengan menekan pemasok dan pelanggan.

        Jumlah modal kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk berjalan dengan lancar dapat sangat bervariasi. Beberapa bisnis memerlukan peningkatan jumlah modal kerja untuk mengatasi pengeluaran yang naik turun secara musiman.

        Sebagai contoh, bisnis ritel sering mengalami lonjakan penjualan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, seperti musim liburan. Pengecer membutuhkan peningkatan jumlah modal kerja untuk membayar inventaris tambahan dan staf yang akan dibutuhkan untuk musim permintaan tinggi. Akibatnya, pengecer kemungkinan akan melihat pengeluaran yang lebih tinggi di luar musim dibandingkan dengan pendapatan menjelang liburan.

        Sebaliknya, ketika penjualan turun di luar musim, perusahaan masih perlu membayar staf normal meskipun pendapatan penjualan lebih rendah. Modal kerja membantu bisnis memuluskan kesenjangan pendapatan selama tahun-tahun ketika penjualan lambat.

        Perusahaan memiliki aset dan kewajiban jangka pendek. Aktiva jangka pendek perusahaan disebut aktiva lancar, sedangkan kewajiban jangka pendek disebut kewajiban lancar. Modal kerja perusahaan adalah perbedaan antara nilai aset lancar dan kewajiban lancarnya untuk periode tersebut.

        Karena modal kerja sama dengan perbedaan antara aset lancar dan kewajiban lancar, bisa menjadi positif atau negatif. Modal kerja positif selalu lebih disukai karena itu berarti perusahaan memiliki cukup uang untuk membayar biaya operasionalnya.

        Namun, angka modal kerja bersih dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga dapat menyebabkan perusahaan mengalami periode modal kerja negatif karena pengeluaran jangka pendek yang tidak terduga.

        Sebaliknya, perusahaan yang secara konsisten memiliki modal kerja yang berlebihan mungkin tidak memanfaatkan asetnya secara maksimal. Meskipun memiliki modal kerja positif itu baik, namun jika terlalu banyak uang tunai yang menganggur dapat merugikan perusahaan. Dana menganggur tersebut dapat digunakan untuk membayar utang, atau berinvestasi di masa depan jangka panjang perusahaan dengan membeli aset jangka panjang, seperti teknologi.

        Perusahaan biasanya memantau piutang untuk menentukan kapan mereka diharapkan menerima pembayaran dari pelanggan mereka. Mereka juga biasa memantau hutang dagang mereka untuk menentukan tanggal pembayaran jatuh tempo kepada pemasok. Jika utang dagang jatuh tempo lebih cepat daripada uang yang jatuh tempo dari piutang, perusahaan dapat mengalami kekurangan modal kerja.

        Akibatnya, perusahaan dapat menawarkan insentif kepada pelanggan mereka untuk menagih piutang lebih cepat. Namun, perusahaan juga dapat meminta pemasoknya untuk persyaratan yang lebih baik yang memungkinkan perusahaan membayar di kemudian hari.

        Perusahaan yang mampu memantau dan menganalisis modal kerja, dapat membantu perusahaan mengelola kebutuhan arus kas dengan baik sehingga dapat memenuhi pengeluaran operasional dalam beberapa bulan mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: