Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Modal Kerja Bisa Habis, Begini Penjelasan Analis

Kenapa Modal Kerja Bisa Habis, Begini Penjelasan Analis Kredit Foto: Unsplash/Firmbee.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi modal kerja negatif yang dialami oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dinilai memiliki resiko yang besar bila hal tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. 

“Jika ini terjadi terus menerus, akhirnya perseroan harus tutup lubang gali lubang melalui berbagai macam instrumen pendanaan,” kata Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma. 

Ia pun mengutarakan bahwa kondisi PGE tersebut bisa jadi disebabkan oleh ketidakmampuan perseroan mengatur arus kas dengan baik sehingga menyebabkan modal kerja (working capital) mengering hingga berada pada kondisi negatif. 

Suria Dharma menganalisis kondisi seperti ini biasa terjadi akibat tata kelola keuangan yang kurang baik, salah satunya dalam mengatur pengeluaran dana operasional yang berlebihan tanpa perhitungan yang matang.

Baca Juga: Green Bond Oversubscribed Hingga 8,25 Kali, Tapi Sentimen Negatif Mengintai PGE, Kenapa?

“Bisa saja perseroan sudah membeli sejumlah inventory untuk pengembangan proyek misalnya, tapi ternyata proyeknya belum berjalan optimal atau belum dapat menghasilkan income, nah ini jadi duit mati istilahnya,” ujarnya kepada wartawan.

Melansir laporan keuangan PGEO dinyatakan per 31 Desember 2022, perseroan memiliki saldo modal kerja negatif senilai USD424.475. Modal kerja ini menunjukkan utang lancar perseroan lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya.

Pada saat bersamaan, tercatat total utang PGEO mencapai USD943,28 juta terdiri dari pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun senilai USD327,7 juta. Sedangkan utang jangka pendek atau utang lancar perseroan tercatat masih sekitar USD615,58 juta.

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melakukan penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond) di pasar global. Perseroan berhasil membukukan USD 400 juta pada 27 April 2023.

Baca Juga: Gimana Hasil Penerbitan Green Bonds PGE?

Dana tersebut digunakan Perseroan untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya geothermal yang telah dilakukan guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Nelwin Aldriansyah mengungkapkan jika dengan penerbitan global bond, secara fundamental PGE saat ini sudah memiliki dana yang kuat untuk tahapan awal pengembangan bisnis. Utamanya, kata dia, dalam hal pencapaian target tambahan kapasitas terpasang sebesar 600 MW dalam 5 tahun kedepan.

"Dana green bond ini menjadi stimulus yang akan memperkuat bisnis PGE ke depan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: