Australia Ubah Syarat Penerima Vaksin AstraZeneca Menjadi 60 Tahun ke Atas
Pemerintah Australia mengumumkan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca kini hanya disarankan bagi orang berusia 60 tahun ke atas. Vaksin ini sebelumnya diberikan bagi mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan pihaknya telah menerima masukan dari Australian Technical Advisory Group on Immunization (ATAGI). Orang berusia di bawah 60 tahun mulai sekarang akan disuntik dengan vaksin buatan Pfizer.
Baca Juga: Tambahan 1.504.800 Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Tanah Air
"Kami akan segera membuka akses ke Pfizer bagi mereka yang berusia 40 hingga 59 tahun. Vaksin ini akan terbuka untuk 1,2 juta orang dalam kelompok usia 50 hingga 59 yang belum divaksinasi," kata Menkes Hunt.
Dia mengatakan Australia tetap berada di jalur menuju vaksinasi penuh bagi seluruh penduduk yang menginginkannya pada akhir 2021.
Pejabat tertinggi bidang medis (Chief Medical Officer) di Australia, Profesor Paul Kelly menambahkan bagi warga berusia 50 tahun ke atas yang telah menerima suntikan pertama AstraZeneca tanpa efek samping, akan tetap mendapatkan vaksin ini untuk suntikan kedua.
"Siapa pun yang telah mendapat suntikan pertama AstraZeneca tanpa masalah, harus merasa percaya diri untuk mendapatkan suntikan kedua," katanya.
"Berdasarkan informasi yang kita miliki di Australia, kita tidak memiliki satu kasus pun terjadi pada suntikan kedua (AstraZeneca)," jelas Profesor Kelly.
Menurut laporan Administrasi Barang Terapeutik (TGA) terbaru, sebanyak 60 orang di Australia telah mengalami gangguan pembekuan darah di antara 3,6 juta dosis AstraZeneca yang telah disuntikkan. Dari jumlah tersebut, dua orang perempuan meninggal, terakhir kali adalah perempuan berusia 52 tahun.
Sementara 22 orang lain dirawat di rumah sakit karena pembekuan darah, empat di antaranya di ICU. 36 orang telah keluar dari rumah sakit dan dalam pemulihan. Ada 12 kasus baru pembekuan darah yang dikonfirmasi atau kemungkinan terjadi dalam seminggu terakhir, tujuh di antaranya dialami orang berusia 50 hingga 59 tahun.
"Peningkatan jumlah kasus berkorelasi dengan peningkatan jumlah dosis vaksin AstraZeneca yang diberikan selama [minggu lalu]," kata TGA.
TGA sekarang memecah laporan gumpalan menjadi dua tingkatan yang berbeda. Tingkat 1 mencakup bentuk gangguan pembekuan yang lebih parah, sedangkan kasus Tingkat 2 memiliki efek yang kurang serius.
Jumlah yang terdampak lebih kecil Letnan Jenderal John Frewen, yang ditunjuk untuk memimpin program vaksinasi nasional di Australia, mengatakan ketika ATAGI pertama kali membuat aturan dan syarat penerima vaksin AstraZeneca, jumlah warga yang terdampak hanpir setengah populasi Australia.
Letjen Frewen mengatakan, saran terbaru yang dikeluarkan ATAGI saat ini akan berdampak pada kelompok warga dengan jumlah yang jauh lebih kecil.
"Dari perspektif logistik, ini memerlukan penyesuaian yang relatif kecil bagi kami. Kami dapat mengakomodasi penyesuaian ini dengan baik," katanya.
Dalam sebuah pernyataan, AstraZeneca menyebutkan pihaknya menghormati keputusan pemerintah federal dan berkomitmen untuk mendukung vaksinasi.
"Keselamatan pasien adalah prioritas tertinggi bagi AstraZeneca, dan kami terus bekerjasama dengan TGA dan regulator lainnya di seluruh dunia," katanya. Bisakah orang menerima vaksin berbeda-beda? Sementara TGA Australia belum menyetujui pencampuran dan pencocokan vaksin COVID yang berbeda, namun sejumlah negara telah melakukannya.
Misalnya, penelitian sedang dilakukan di Inggris tentang seberapa efektif menyuntikkan vaksin AstraZeneca untuk tahap pertama dan suntikan Pfizer untuk tahap kedua.
"Hanya ada sedikit bukti bahwa hal ini efektif atau aman," jelas Profesor Kelly. Terlepas dari saran kesehatan saat ini, orang dapat meminta vaksin AstraZeneca jika mereka berusia di bawah 50 tahun selama orang tersebut memahami dan mau menerima risikonya.
Tapi orang yang berusia di atas 50 tahun tidak diizinkan untuk memilih vaksin mereka, dan hanya mendapatkan AstraZeneca. AstraZeneca merupakan satu-satunya vaksin COVID yang dibuat di Australia sendiri, diproduksi oleh perusahaan biomedis CSL di Melbourne.
Perubahan syarat penerima vaksin AstraZeneca ini akan lebih membebani pasokan vaksin Pfizer. Namun pemerintah telah mengamankan tambahan 20 juta dosis Pfizer dan 10 juta vaksin Moderna, keduanya akan tiba di Australia pada kuartal terakhir tahun ini.
Pemerintah juga mengumumkan rencana membangun fasilitas pembuatan vaksin mRNA seperti Pfizer, namun hal itu bisa memakan waktu setidaknya satu tahun ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto