Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Strategi Bank Indonesia Hadapi Tapering Off Bank Sentral Amerika

        Ini Strategi Bank Indonesia Hadapi Tapering Off Bank Sentral Amerika Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) memperkirakan The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan mulai mengurangi stimulus atau tapering off pada 2022. 

        Sejalan dengan itu, suku bunga Fed-Fund Rate (FFR) juga diperkirakan mulai meningkat pada kuartal IV/2022. Kebijakan tapering tersebut akan didahului oleh sinyal yang jelas oleh the Fed, sehingga dibutuhkan antisipasi reaksi pasar. 

        Baca Juga: Bank Indonesia Pastikan Likuiditas Berlimpah

        Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam mengantisipasi tapering the Fed

        Ada beberapa fokus kebijakan yang akan dilakukan oleh BI. Pada 2021, Perry mengungkapkan seluruh instrumen kebijakan akan tetap diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

        Pada 2022, kebijakan moneter diarahkan untuk mendorong stabilitas dan empat kebijakan lainnya, yaitu makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta UMKM dan ekspor, tetap diarahkan untuk pertumbuhan. 

        Dari sisi kebijakan moneter, stabilisasi nilai tukar rupiah akan ditempuh BI melalui triple intervention, suku bunga dijaga tetap rendah, dan likuiditas tetap longgar hingga muncul indikasi awal kenaikan inflasi secara permanen. 

        “Perubahan kebijakan moneter BI kemungkinan baru pada awal 2022, dimulai dari pengurangan likuiditas [tapering] sebelum kenaikan BI rate,” kata Perry dalam video conference, Senin (28/6/2021). 

        Dengan demikian, BI akan mempertahankan stance kebijakan moneternya hingga tahun 2023. 

        Dari sisi kebijakan makroprudensial, BI akan mengarahkannya tetap longgar untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi. 

        Perry menambahkan, BI pun melakukan inovasi kebijakan makroprudensial longgar lanjutan untuk mendorong sektor prioritas dan UMKM. 

        "Dari sisi kebijakan digitalisasi sistem pembayaran, BI akan melakukan percepatan akselerasi berdasarkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 guna mengintegrasikan ekosistem industri serta ekonomi-keuangan digital nasional," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: