Keras dari Mulut Xi Jinping: Jika Mendesak Kami Pecahkan Kepala dan Tumpahkan Darah Musuh...
Pemimpin China Xi Jinping memperingatkan musuh-musuh Beijing dengan pidato berapi-api pada peringatan seratus tahun Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen, Kamis (1/7/2021). Xi menyapa kerumunan yang berjumlah 70.000 orang dan berjanji untuk mengalahkan setiap gerakan menuju kemerdekaan Taiwan.
Xi, mengenakan setelan Mao yang mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh mantan pemimpin dalam potret di Tiananmen. Dia mengatakan negara-negara yang mengancam China akan menghadapi konsekuensi kekerasan.
Baca Juga: Xi Jinping Ancam Pihak Asing yang Berani Gertak China
"Rakyat China tidak akan pernah membiarkan pasukan asing menggertak, memaksa, dan memperbudak kami," kata Xi, menurut laporan, dikutip dari United Press International, Jumat (2/7/2021).
"Siapa pun yang mencoba melakukan itu, pasti akan mematahkan kepala mereka dan menumpahkan darah di Tembok Besar baja yang dibangun dengan darah dan daging 1,4 miliar orang China," tambahnya.
Pidato selama satu jam Xi dikhususkan untuk menyoroti kemajuan ekonomi China dalam beberapa dekade terakhir, yang ia kaitkan dengan kepemimpinan Partai Komunis.
"Melalui perjuangan Partai dan rakyat China, kami telah mewujudkan tujuan 100 tahun pertama dari masyarakat yang cukup makmur," kata pemimpin China itu.
Partai telah "secara historis memecahkan masalah kemiskinan yang mutlak dan dengan penuh semangat mendorong tujuan 100 tahun kedua untuk membangun negara sosialis yang modern dan kuat."
Pemimpin China, yang telah menegur Presiden Taiwan Tsai Ing-wen terhadap langkah-langkah yang menentang kebijakan satu-China Beijing. Dikatakannya mengatakan dia mendukung "komitmen tak tergoyahkan" untuk menyatukan China dan Taiwan.
"Menyelesaikan masalah Taiwan dan mewujudkan reunifikasi nasional adalah misi sejarah PKC dan aspirasi bangsa China," kata Xi, Kamis (1/7/2021).
Retorika agresif dari Beijing telah menimbulkan kekhawatiran di Washington, di mana pejabat tinggi Pentagon mengatakan China menginginkan kemampuan untuk mengambil Taiwan pada tahun 2027.
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan kepada Kongres pada bulan Juni bahwa China menginginkan kemampuan untuk menyerang dan menahan Taiwan dalam enam tahun ke depan.
"Itu adalah kemampuan, bukan niat untuk menyerang atau merebut. Penilaian saya adalah penilaian operasional," kata Milley.
Tapi "niat adalah sesuatu yang bisa berubah dengan cepat," katanya kepada Rep. Elaine Luria, D-Va., selama persidangan, menurut US Naval Institute.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto