Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ustad Adi Hingga Ustad Somad Protes Masjid Ditutup: Jangan Ada Kalimat Tutup Masjid, Jangan!

        Ustad Adi Hingga Ustad Somad Protes Masjid Ditutup: Jangan Ada Kalimat Tutup Masjid, Jangan! Kredit Foto: YouTube/Adi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendakwah Ustad Adi Hidayat (UAH) ikut melemparkan kritik kebijakan pemerintah soal penutupan masjid selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, mulai tanggal 3 hingga 20 Juli 2021.

        Diketahui, pemberlakuan PPKM Darurat tersebut berlaku di 122 kabupaten/kota di Jawa dan Bali. Bahkan, imbasnya, rumah ibadah seperti masjid juga ditutup. Baca Juga: Husin Shihab Ikut Komentari Galang Dana Ustaz Adi Hidayat: Ada Dugaan untuk Kampanye Politik

        Terkait itu, menurut dia yang lebih tepat adalah meniadakan salat berjamaah di masjid, bukan menurutp masjid secara keseluruhan.  

        "Bukan menutup masjid, hanya mengalihkan berjamaah ke rumah bagi wilayah yang terdampak," ujarnya, dalam akun Youtube Adi Hidayat Official dilihat, Senin (5/7/2021).

        Baca Juga: Ustad Somad, Tak Malukah Nanti Berjumpa Dengan Allah dalam Kondisi Mati Konyol? Ini Dia yang Ngomong

        "Jangan sampai ada kalimat 'tutup masjid', aneh itu. Mohon maaf, jangan sampai keliru," tegasnya.

        Lanjutnya, ia menjelaskan selama PPKM Darurat, tetap harus ada orang yang memakmurkan masjid, seperti azan, salat berjamaah bagi yang tinggal di masjid.

        "Dalam kondisi ini pun (pandemi), tetap di masjid itu ada yang bertugas untuk azan, dan yang standar di situ untuk memakmurkan masjidnya," ucap dia.

        "Yang azan, yang tinggal di masjid, ya tetap azan di situ, imam rawatib di situ tinggal. Yang lain di rumah," tambahnya.

        Baca Juga: Sudahkah Kita Menjadi Humas untuk Pancasila?

        Lebih lanjut, ia pun menyarankan agar masyarakat yang tinggal di zona merah untuk tidak memaksakan salat di masjid.

        "Alangkah lebih baiknya tunaikan (salat) di rumah. Tidak perlu memaksakan ke masjid," pintanya.

        Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Abu Hurairah.

        "Jika seorang hamba sakit, atau sedang dalam perjalanan, atau dalam kondisi tidak bisa menunaikan amalan rutinnya karena kondisi tertentu. Maka, dia akan mendapatkan pahala yang sama dalam kondisi sehat dan mukim, walaupun mengerjakan amalan tidak seperti semula," jelasnya.

        Tak hanya itu, dia juga menjelaskan bahwa bagi masyarakat yang berada di wilayah zona hijau boleh menunaikan ibadah salat di masjid. 

        Sebelumnya, beredar video Ustad Somad yang menggebu-gebu dan mempertanyakan sikap pemerintah yang lebih membiarkan kerumunan di mall ketimbang orang ke masjid. 

        "Melarang orang ke masjid, tapi di mal, di pasar dibiarkan. Di mana letaknya hati kecilmu?" ujar Ustad Somad.

        Menurutnya, orang hanya lima hingga sepuluh menit berada di masjid sedangkan di mal atau pasar bisa berjam-jam.

        "Tak malukah engkau nanti berjumpa dengan Allah, di masjid orang hanya 5 - 10 menit. Hanya 5 menit saja di masjid. Lima jam orang duduk di mal, di pasar," ujarnya.

        Lebih lanjut, ia menilai bahwa selama ini masjid kerap dijadikan kambing hitam penularan Covid-19. 

        "Lima jam orang duduk (di mal) beramai-ramai ketawa dan tertular penyakit. Masjid yang engkau salahkan. Tak malukah nanti engkau menyebut nama Allah dan Rasullah. Padahal, tempat ini (masjid) yang dipanggil Allah dan Rasullah," tegas dia.

        Karena itu, dalam ceramahnya, Ustad Somad mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan tetap beribadah kepada kepada Allah.

        Sementara itu, cuplikan video tersebut juga diunggah akun Youtube Tabung Wakaf Umat Official pada Sabtu, 26 Juni 2021, dengan judul "Khutbah Jumat 'UAS Marah-Covid Itu Ada, Tapi Ada yang Menari di Atas Penderitaan Bencana Covid".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: