Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Ulama Meninggal Gegara Covid-19, MUI Teriak Keras, Negara Harus Minta Maaf, Harus!!

        Banyak Ulama Meninggal Gegara Covid-19, MUI Teriak Keras, Negara Harus Minta Maaf, Harus!! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Tim Peduli Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ikhsan Abdullah, meminta kepada pemerintah untuk menyampaikan permintaan maaf atas nama negara ke masyarakat.

        Hal tersebut ia tegaskan dalam diskusi virtual Obrolan Bareng Bang Ruslan yang bertajuk 'PPKM Darurat: Macet di Penyekatan' yang digelar RMOL, Selasa, (6/7/2021). Baca Juga: Pertanyakan Maksud Jokowi Buka Bandara, Tapi Masjid Ditutup, Tokoh MUI : Masjid untuk Penguat Imun

        Bahkan, ia menegaskan bahwa antara nyawa dan ekonomi tidak bisa saling dihadapkan. Sebab, menurut dia, bila satu orang sajja msayrakat Indonesia kehilangan nyawa akibat pelayanan kurang baik, maka di situlah pemerintah harus meminta maaf. Baca Juga: Di Ibu Kota Yordania, Mahmoud Abbas Temui Raja Yordania untuk Bahas Hal Ini

        "Jangan dihadap-hadapkan, mana ekonomi dulu atau nyawa dulu. Apabila meninggal dunia satu orang saja karena lambatnya penanganan dan pelayanan itu, negara harusnya minta maaf kepada publik," ujarnya.

        Selain itu, ia juga membeberkan data dari awal tahun 2021 hingga kiini, jumlah ulama dan kiai yang meninggal karena Covid-19 mencapai 584 jiwa.

        Karena itu, ia sangat menyayangkan hal tersebut lantaran mencetak ulama menurutnya adalah hal yang sangat sulit.

        Baca Juga: Bos Golkar Temui Kang Emil, Apa Ya yang Dibahas, Pilpres?

        Baca Juga: Pegawai KPK yang Gagal TWK Langsung Silaturahmi ke MUI

        "Per Januari sampai hari ini, sudah ada 584 kiai dan ulama sekaligus yang meninggal dunia," ujarnya.

        Lanjutnya, ia mengatakan juga bahwa mencetak ulama harus memiliki legitimasi masayrakat, sehingga hal tersebut sangat sulit didapatkan saat ini.

        "Karena ulama itu dilegitimasi sama masyarakat. Betapa sulit mendapat legitimasi masyarakat," ucapnya.

        Kemudian, ia berharap dengan adanya PPKM Darurat ini bisa memaksimalkan upaya penanganan covid.

        "Jadi harapan kami dengan PPKM Darurat harusnya benar-benar direm darurat," pungkasnya.

        Diketahui, hingga Selasa (6/7), kasus positif Covid-19 bertambah 31.189.

        Dengan penambahan itu, total kasus positif di Indonesia kini mencapai 2.345.018. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: